A.
Pengertian
Menyimak
Menyimak adalah mendengar secara khusus
dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia,
Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18)
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar
dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang
terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
“Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak
disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan:
1983)
Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan
mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada kegiatan
mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan
mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman
karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar,
mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu
dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang
merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu
terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992).
B.
Tujuan
Menyiimak
Tujuan Menyimak, secara umum adalah agar kita
dapat mengerti atau memahami makna dari pembicara. Dengan memahami apa yang
kita dengarkan (dibicarakan), makna kita dapat lakukan penilaian terhadap isi
ucapan tersebut. Setelah melakukan penilaian, maka kita dapat memberikan
tanggapan atas ucapan tersebut.
Dengan demikian
tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
b. Untuk menganalisis fakta
c. Untuk mengevaluasi fakta
d. Untuk mendapatkan inspirasi
e. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri
C.
Fungsi
Menyimak
·
Deskripsi (gambaran).
Ujaran
pembicara menceritakan lebih banyak dan menginginkan pendengar mengetahui lebih
banyak.
·
Orientasi.
Ujaran
pembicara berorientasi terhadap suatu permasalahan dan meminta pendengar untuk
mengungkapkannya.
·
Spontanitas.
Ujaran
pembicara bersifat langsung dan membuat penyimak menangkap isi pembicaraan.
·
Empati.
Ujaran
pembicara mencerminkan ketegasan.
·
Ekualitas.
Ujaran
pembicara mencerminkan persamaan antar sesama.
·
Profesional.
Ujaran
pembicara mencerminkan ketepatan dan kejelasan suatu hal.
D.
Ciri-ciri
Prnyimak Ideal
(1)
Siap fisik dan mental
Penyimak yang baik adalah penyimak yang benar-benar bersiap untuk menyimak.
Fisiknya segar, sehat, atau dalam kondisi prima. Mentalnya stabil, pikiran
jernih.
(2)
Berkonsentrasi
Penyimak yang baik adalah penyimak yang dapat memusatkan perhatiannyakepada
bahan simakan. Yang bersangkutan harus dapat menyingkirkan hal-hal lain selain
materi simakan.
(3)
Bermotivasi
Penyimak yang baik selalu mempunyai motivasi yang kuat dalam menyimak. Yang
bersangkutan mungkin mempunyai tujuan menambah pengetahuan, mau belajar tentang
sesuatum mau menguji tentang sesuatu dan sebagainya. Hal itulah yang
dijadikannya sebagai motivasi atau pemacu, pendorong, penggerak, dalam
menyimak.
(4)
Objektif
Penyimak yang baik adalah penyimak yang berprasangka, tidak berat sebelah. Yang
bersangkutan bukan melihat siapa yang berbicara tetapi apa yang dikatakannya.
Bila yang dikatakan itu memang benar, ia terima, bila salah, ia menolak
siapapun yang mengatakannya.
(5)
Menyeluruh
Penyimak yang baik ialah penyimak yang menyimak bahan simakan secara lengkap,
utuh, atau menyeluruh. Ia tidak menyimak meloncat-loncat ataupun
terputus-putus, atau hanya menyimak yang disenangi saja.
(6)
Menghargai
pembicara
Penyimak yang baik ialah penyimak yang menghargai pembicara. Ia tidak
menganggap enteng, menyepelakan apa yang disampaikan oleh pembicara. Ia pun
tidak mengaggap diri tahu segalanya dan pengetahuannya melebihi pembicara.
Penyimak yang baik selalu menghargai pendapat pembicara, walaupun mungkin
pendapat itu berbeda dengan pendapatnya.
(7)
Selektif
Penyimak yang baik tahu memilih bagian-bagian penting dari bahan simakan yang
perlu diperhatikan da diingat. Tidak semua bahan yang diterima diteln
mentah-mentah, tetapi dipilihnya bagian–bagian yang bersifat inti.
(8)
Sungguh-sungguh
Penyimak yang baik selalu menyimak bahan simakan dengan sesungguh hatinya. Ia
tidak akan berpura-pura menyimak padahal hatinya dan perhatiannya ke tempat
lain. Yang bersangkutan benar-benar menyimak pesan pembicara walau pesan itu
kurang menarik baginya.
(9)
Tak mudah
terganggu
Penyimak yang baik tak mudah diganggu oleh hal-hal lain di luar bahan simakan.
Yang bersangkutan dapat membentengi diri dari berbagai gangguan kecil seperti
kebisingan. Kalaupun sekali waktu ia mendapat gangguan yang tak terelakan, ia
dengan cepat kembali kepada tugas semula, yakni menyimak.
(10)
Cepat
menyesuaikan diri
Penyimak yang baik ialah penyimak yang tanggap terhadap situasi. Ia cepat
menghayati dan menyesuaikan diri dengan inti pembicaraan, irama pembicaraan,
dan gaya pembicara.
(11)
Kenal arah
pembicaraan
Penyimak yang baik selalu mengenal arah pembicaraan, bahkan sudah dapat menduga
ke arah mana pembicaraan berlangsung. Biasanya, pada menit-menit pertama awal
pembicaraan, penyimak yang baik sudah mengetahui arah pembicaraan dan
barangkali sudah dapat menduga isi pembicaraan.
(12)
Kontak
dengan pembicara
Penyimak yang baik selalu mengadakan kontak dengan pembicara. Misalnya dengan
cara memperhatikan pembicara, memberikan dukungan atau dorongan kepada
pembicara melalui ucapan singkat, ya, ya; benar, saya setuju, atau saya
sependapat, dan sebagainya. Hal yang sama dapat pula disampaikan melalui
gerak-gerik tubuh seperti mengagguk-angguk, mengacungkan jempol dan sebagainya.
(13)
Merangkum
Penyimak yang selalu dapat menangkap sebagian besar isi bahan simakan. Hal itu
terbukti dari hasil rangkuman penyimak yang disampaikan secara lisan atau tertulis
setelah proses menyimak selesai.
(14)
Menilai
Penyimak yang baik selalu menilai, menguji, mengkaji, atau menelaah isi bahan
simakan yang diterimanya. Fakta yang diterima dikaitkan atau dibandingkan
dnegan pengetahuan dan pengalamannya.
(15)Merespons
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penilaian hasil simakan, penyimak
menyatakan pendapat terhadap isi pembicaraan tersebut. Yang bersangkutan
mungkin setuju atau tidak setuju, sependapat atau tidak sependapat dengan si
pembicara. Reaksi atau tanggapn penyimak itu dapat berwujud dalam bentuk
mengagguk-angguk, menggeleng-geleng, mengerjakan sesuatu, dan sebagainya.
E.
Jenis
Menyimak
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
1. Sumber suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
2. Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan
sebagai berikut:
a. Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian,
ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis
besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi
1) Menyimak sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di
pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini
lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan
dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan
sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih
utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
2) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang
membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran
radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh
pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
3) Menyimak estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah
kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak
pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan
menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati
dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan
tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula
pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang
terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan cerpen-cerpennya melalui
radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya
dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar.
Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah,
setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam
bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah
tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil
menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah
dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah
menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan
ketidaksengajaan.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan
dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
1) Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman
Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan
proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan
menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan
baik. Pemahaman merupakan prioritas pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak
ekstensif yang lebih menekankan hiburan, kontak sosial. ketidaksengajaan, dan
lain sebagainya. Jadi, rioritas menyimak, intensif ialah memahami makna
pembicaraan.
2) Menyimak intensif memerluhan konsentrasi tinggi
Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan,
ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak
intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang
disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu
dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain: (a) menjaga agar pikiran tidak
terpecah, (b) perasaan tenang dan tidak bergejolak, (c) perhatian. terpusat
pada objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai
hal-hal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun
ekstenal.
3) Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang
dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi. Misalnya,
ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa
yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah bahasa
resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan makna.
4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Reproduksi ialah
kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat
reproduksi dapat dilakukan secara (1) lisan (berbicara) dan (2) tulis (menulis,
mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara
lain adalah (1) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara,
(2) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau
mengarang, (3) mengetahui kemampuan daya serap seseorang. (4) mengetahui
tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak.
Menyimak intensif meliputi:
1) Menyimak kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh
untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran. dan
kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menyimak kritis adalah (a) mengamati tepat tidak ujaran pembicara, (b)
mencari jawaban atas pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah penyimak
membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak. dapatkah penyimak mengambil
simpulan dari hasil menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium,
ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak" (Kamidjan,2001:22).
2) Menyimak introgatif
Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh
informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada
pemerolehan informasi tersebut.
Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk (a) mendapatkan fakta-fakta dari
pembicara, (b) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah
wacana yang menarik, (c) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak
itu asli atau tidak.
3) Menyimak eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh
perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang
penyimak eksploratif akan (a) menemukan gagasan baru. (b) menemukan informasi
baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, (c) menemukan topik-topik
baru yang dapat dikembang pada masa yang akan datang. (d) menemukan unsur-unsur
bahasa yang bersifat baru.
4) Menyimak kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan
daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan
dengan cara (a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah,
misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, (b)
mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan
pilihan kata yang berbeda, (c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan
penyimak, (d) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang
telah disimak.
5) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh
perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak.
Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (a) mengikuti petunjuk-petunjuk,
(b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak. (c) mencari hubungan kuantitas
dan kualitas dalam suatu komponen. (d) mencari butir-butir informasi penting
dalam kegiatan menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan
(f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).
6) Menyimak selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan
terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi
homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa
yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai
pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif
ialah: (a) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian
tertentu yang diinginkan, (b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik
tertentu, (c) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.
F.
Kegiatan
Menyimak
1. Proses menyimak komprehensif
Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
a. Rangsang bunyi
Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya
sebagai tipe- tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh
penyimak
b. Penerimaan alat peraga
c. Perhatian dan penyelesaian
d. Pemberian makna
2. Fungsi comprehensive listening
Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan
antara satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.
3. Faktor-faktor yang berkaitan dengan menyimak konprehensif
a. Memori
Adapun memori dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting
1) Menyusun arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas
2) Memberikan struktur baku terhadap pemahaman kita kepada suatu aktivitas
apabila konsep-konsep kita tersebut dikemukakan oleh orang lain
3) Memberikan arah/pedoman untuk mengingat pengalaman/ pengetahuan dan
informasi- informasi yang telah diketahui sebelumnya.
Beberapa teori yang memberikan penjelasan tentang penyebab mengapa informasi
yang disimpan dalam memori hilang (lupa):
1) Fuding teori (teori pemudaran): maksudnya informasi yang tidak sering
digunakan akan memudar / perlahan-lahan hilang.
2) Distortion theory: informasi yang mirip dengan informasi yang lainnya tidak
dapat dibedakan, yang telah disimpan di ingatan.
3) Superssion Theory: teori ini menyatakan pesan akan hilang akibat hambatan
multivasional (melukai).
4) Interference Theory: teori ini menyatakan informasi yang telah di dapat
sebelumnya akan bercampur dengan informasi yang baru didapat.
5) Processing Break down theory: teori ini berpendapat bahwa tak satupun dari
bagian-bagian informasi dapat diingat tanpa menggunakan sistem pengkodean makna
ganda (sistem coding ambigu).
Menurut penelitian manusia akan lebih mengingat apabila informasi itu:
1) Dianggap penting dan berharga atau berguna dalam kehidupan
2) Dianggap lain dari pada informasi yang lain atau dianggap unik (tidak wajar)
3) Terorganisir dan
4) Berupa informasi visual
Menurut Montgo Mery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat
meningkatkan daya mengingat kita. Kita harus memiliki keinginan kuat untuk
meningkatkan daya ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan
peduli terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar kita.
b. Konsentrasi
Salah satu alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada sumber
pembicaraan (penuturan) adalah kemungkinan karena sering berkomunikasi dalam
rentang yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk
membagi-bagi energi. Untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan
tidak merespon pada suatu rangsang saja. Alasan yang kedua adalah karena
pendengar salah mengarahkan energi untuk memperhatikan (attention energy).
Menurut Erving Goffman, bentuk standar dankesalahan penafsiran meliputi hal-hal
berikut:
1) Pencakupan / pemenuhan eksternal, dibandingkan dengan berkonsentrasi pada
pesan penutur, pendengar cenderung akan mudah terkacaukan perhatiannya oleh
stimulasi / rangsang dari luar
2) Kesadaran diri
3) Kesadaran berinteraksi
4) Kurangnya rasa ingin tahu terhadap apa yang sedang dibicarakan
Ada tiga alasan lain yang menyadari alasan kurangnya konsentrasi di atas
diantaranya; kurangnya motivasi diri dan kurangnya tanggung jawab.
c. Pembendaharaan kata
Faktor yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah ukuran kosa
kata. Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan variabel penting dalam
pemahaman pendengar.
Dalam peran kita sebagai komunikator, kita memiliki empat jenis kosa kata fungsional
yang sangat bervariasi ukurannya, jenis kosa kata itu dibedakan berdasarkan
usia, saat seseorang melakukan komunikasi. Hal tersebut digambarkan sebagai
berikut:
1) Sampai kira-kira seseorang mencapai usia sebelas tahun kosa kata fungsional
terbesar yang dimiliki adalah kosa kata simakan mendengar (listening
vocabulary) artinya pengayaan kosa katanya pada fase ini dapat dan hasil
simakan dari kehidupan sehari-hari
2) Setelah lewat usia dua belas, kosa kata simakan yang seseorang miliki,
umumnya dipengaruhi oleh kosa kata atau hasil membaca (reading vocabulary).
3) Orang dewasa dikatakan memiliki kosa kata minimum apabila ia hanya memilih
rata-rata kosa kata sebesar 20.00 kata.
Untuk meningkatkan kosa kata umum maupun kosa kata mendengar menurut langkah-langkah
Pauk dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Langkah pertama adalah menumbuhkan minat kata-kata. Ada dua kemampuan dasar
yang dapat membantu kita untuk mempelajari kata-kata baru berdasarkan maknanya
adalah kemampuan menganalisa struktur dan kemampuan menganalisa konteks kata
keterampilan pertama tadi yaitu analisis struktur.
2) Langkah yang kedua adalah mempelajari makna dari kata-kata yang tidak lazim
dari konteks-konteksnya.
G. Unsur-unsur Menyimak
Yang dimaksudkan dengan unsur dasar
ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap
unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain.
Unsur-unsur dasar menyimak ialah
(1) Pembicara : orang yang menyampaikan
pesan yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak
(2) Penyimak : orang yang menerima
pesan
(3) Bahan simakan : Bahan simakan ialah
pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat
berupa konsep, gagasan, atau informasi.
(4) Bahasa lisan yang digunakan :
Bahasa yang digunankan sebaiknya bahasa yang mudah dipahami pendengar.
H. Faktor-faktor Menyimak
1. Unsur
Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh
percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan
penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi
2. Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah actual,
bermanfaat, sistematis dan seimbang
3. Unsur Penyimak/Siswa
a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
b. Siswa harus berkonsentrasi
c. Adanya minat siswa dalam menyimak
d. Penyimak harus berpengalaman luas
4. Unsur Situasi
a. Waktu penyimakan
b. Saran unsur pendukung
c. Suasana lingkungan