orange ku

orange ku
AKU MENYUKAI WARNA ORANGE

Selasa, 28 Februari 2012

HARTA RAMPASAN PERANG YANG SYAHDU


kamu tau seberapa tulus aku mengawalinya
aku menghargaimu
aku bahkan berusaha keras belajar menirumu


dari apa yang kau tinggalkan padaku yaitu ayat tetang harta rampasan perang itu.
aku berusaha keras meniru
 bahkan membuatnya sama dengan gayamu
kurasa semua yang tersisa hanya itu sekarang.
iramamu dan iramaku.
kamu yang mengakhiri kan?
maka aku akan melanjutkan kehidupanku.
kita lanjutkan kehidupan masing, 
cita-citaku masih panjang.
cerita ku pun belum usai.
kita sama-sama mendo'akan.
semoga kita merasakan nikmatnya raka'aat cinta dengan masing-masing orang yang kita pilih dalam menyempurnakan agama yang beruntung ini.
ISLAM

Senin, 27 Februari 2012

DIA IBARAT KACA YANG BERDEBU


Dia ibarat kaca yang berdebu
jangan terlalu keras membersihkannya
Nanti ia mudah retak dan pecah...

Dia ibarat kaca yang berdebu
jangan terlalu lembut membersihkannya...
Nanti ia mudah keruh dan ternoda...

Ia bagai permata keindahan...
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
ia sehalus sutera di awan...
jagalah hatinya dengan kesabaran...

Lemah lembutlah kepadanya
namun jangan terlalau memanjakannya
Tegurlah bila ia bersalah
namun jangan lukai hatinya

bersabarlah bila menghadapinya
terimalah ia dengan keikhlasan
karna ia kaca yang berdebu
Semoga kau temukan dirinya...
BERCAHAYAKAN IMAN...

PERWARISAN SIFAT




Materi terkecil penyusun makhluk hidup adalah Sel. Di dalam sel terdapat organela-organela lainnya, dari mitokondria, sitoplasma, ribosom hingga inti sel yang disebut nukleus yang terletak agak ke tengah sel. Di dalam nukleus terdapat benda-benda halus yang berbentuk lurus seperti batang atau bengkok dan terdiri dari zat yang mudah mengikat zat warna. Benang-benang itu dinamakan kromosom. Pada saat sel tidak membelah diri, kromosom terlihat berupa benang-benang halus yang disebut benang-benang kromatin. Ilmuwan Fleming (1879) melihat untuk pertama kali membelahnya benda-benda tersebut di dalam sel. Seorang ahli yang mula-mula mempunyai dugaan bahwa benda-benda tersebut terlibat dalam mekanisme keturunan adalah Roux (1883). Benda-benda tersebut untuk pertama kali diberi nama kromosom oleh Waldeyer (1888). Kromosom berasal dari bahasa latin, krom : warna dan soma : tubuh. Pada tahun 1902, Sutton seorang ahli genetika menyatakan bahwa faktor pembawa sifat yang sebelumnya telah dikemukakan Mendel terdapat di dalam kromosom.

Kromosom adalah faktor pembawa sifat keturunan yang diwariskan dari induk (orang tua) kepada keturunannya. Kromosom hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Ukuran kromosom bervariasi dari satu spesies ke spesies yang lain. Kromosom manusia memiliki panjang sampai 6 ยต. Pada umumnya makhluk hidup dengan jumlah kromosom sedikit memiliki kromosom dengan ukuran lebih besar daripada makhluk hidup yang memiliki kromosom dengan jumlah yang besar. Kromosom yang terdapat di sebuah sel tidak pernah sama ukurannya, dan umumnya tumbuh-tumbuhan memiliki kromosom yang lebih besar daripada hewan.

Setiap kromosom memiliki bagian yang menyempit dan tampak lebih terang, disebut sentromer. Sentromer membagi kromosom menjadi 2 lengan. Jika kromosom digambar sebagai sebuah garis, sentromer biasanya digambarkan sebagai bulatan.

Kromosom tampak seperti batang dan mengandung struktur yang terdiri dari benang-benang tipis yang melingkar-lingkar. Di sepanjang benang itu terletak secara teratur suatu sruktur yang disebut gen. Masing-masing gen memiliki tempat tertentu didalam kromosom yang disebut lokus gen. Gen tersebut yang sebenarnya berfungsi untuk mengatur sifat-sifat yang akan diwariskan dari induk kepada keturunannya dan mengatur perkembangan serta metabolisme makhluk hidup. Gen terdiri dari DNA atau Deoxyribonukleo acid (asam nukleat). Gen-gen yang terdapat pada kromosom memiliki tugas atau fungsinya masing-masing , diantaranya adalah mengatur warna bunga, warna rambut, warna bulu, golongan darah, rasa buah, dan sebagainya .

Setiap sel tubuh memiliki kromosom yang berpasang-pasangan. Kromosom yang berpasangan dengan bentuk, ukuran, dan komposisi yang sama disebut kromosom homolog. Setiap pasang kromosom homolog berbeda dengan pasangan kromosom homolog yang lain. Padas sel kelamin (gamet) seperti sel telur atau ovum (sel kelamin betina) dan spermatozoa (sel kelamin jantan) mempunyai separuh dari jumlah kromosom didalam sel tubuh, sehingga dikatakan bersifat haploid (n kromosom). Satu set kromosom haploid dinamakan genom. Sel tubuh dari kebanyakn mahluk hidup memiliki dua genom (sepasang kromosom), sehingga dikatakan bersifat diploid (2n kromosom). Terjadinya sel tubuh (sel somatis) yang diploid tersebut merupakan hasl bersatunya gamet jantan dan betina yang masing-masing haploid pada saat reproduksi seksual.

Tjio dan Levan pada tahun 1956 membuktikan bahwa inti sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom. Kromosom manusia dibedakan atas 2 tipe, yaitu :

1. Autosom, ialah kromosom yang tidak menentukan jenis kelamin. Dari 46 kromosom didalam inti sel tubuh manusia, maka yang 44 buah (22 pasang) merupakan autosom.
2. Seks kromosom (gonosom) ialah sepasang kromosom yang menentukan jenis kelamin. Gonosom dibedakan atas 2 macam, yaitu kromosom-X dan kromosom-Y.

GENOTIP DAN FENOTIP

Dalam PEWARISAN SIFAT atau persilangan, terdapat prinsip yang harus kita ingat, yaitu :

1. Gen yang berperan dalam pengaturan dan penentuan sifat diberi simbol huruf.
2. Gen yang bersifat dominan dinyatakan dengan huruf kapital, misalnya gen yang menentukan sifat batang yang tinggi ditulis dengan huruf “T” (berasal dari kata tinggi). Gen yang bersifat resesif dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya gen yang menentukan sifat batang yang pendek ditulis dengan huruf “t”. Jadi, dapat diartikan bahwa batang tinggi dominan terhadap batang pendek, dan sebaliknya batang pendek resesif terhadap batang tinggi.

Pada manusia dan hewan vertebrata, penyatuan sperma dan ovum yang masing-masing bersifat haploid (n) akan membentuk zigot. Zigot tumbuh dan berkembang menjadi individu yang bersifat diploid (2n), sehingga individu yang memiliki sifat tersebut dinyatakan dengan dua huruf. Contoh :

TT        : Simbol untuk tumbuhan berbatang tinggi, gamet yang dibentuk T dan T.
tt          : Simbol untuk tumbuhan berbatang pendek, gamet yang dibentuk t dan t.
MM     : Simbol untuk tumbuhan berbunga merah, gamet yang dibentuk M dan M.
mm      : Simbol untuk tumbuhan berbunga putih, gamet yang dibentuk m dan m.
Mm     :  Simbol untuk tumbuhan yang berbunga merah muda, gamet yang dibentuk M dan m.



Susunan gen yang menentukan sifat suatu individu disebut genotip (tidak dapat dilihat dengan mata). Genotip suatu individu diberi simbol dengan huruf dobel, karena individu itu umumnya diploid, misalnya MM, Mm dan mm. Genotip memiliki sepasang gen. Gen-gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuaian dari kromosom yang homolog. Sepasang gen yang terletak pada posisi yang sama pada pasangan kromosom disebut alel. Jadi, alel merupakan anggota dari sepasang gen misalnya M = gen untuk warna bunga merah, m = gen untuk warna bunga putih, T = gen untuk tanaman tinggi, dan t = gen untuk tanaman rendah. M dan m merupakan alel tetapi M dan t bukan alel. Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang sama dari tiap jenis gen disebut homozigot, misalnya RR, rr, TT, AABB, aabb dan sebagainya. Homozigot dominan terjadi bila individu bergenotip RR, AA, TT; sedangkan homozigot resesif bila individu bergenotip rr, aa, tt dan sebagainya .

Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen disebut heterozigot, misalnya Rr, Aa, Tt, AaBb dan sebagainya. Karakter atau sifat lahiriah yang dapat diamati (bentuk, warna, golongan darah, dan sebagainya) disebut fenotip. Fenotip ditentukan oleh gen dan lingkungan. Fenotip tidak diberi simbol tetapi ditulis sesuai dengan penampakan seperti rasa buah yang manis, rambut lurus, warna bunga biru dan sebagainya. Tanaman yang berbiji bulat fenotipnya ditulis biji bulat dan genotipnya ditulis BB atau Bb bila B dominan terhadap b.

Dua individu yang memiliki sifat fenotip ynag sama mungkin memiliki sifat genotip yang berbeda misalnya dua individu tanaman yang memiliki fenotip sama seperti berbiji bulat, memiliki kemungkinan genotip ialah BB atau Bb. Gen B bersifat dominan sehingga gen B tersebut mengalahkan atau menutupi gen b yang bersifat resesif. Oleh karena itu tanaman dengan BB atau Bb memiliki fenotip berbiji bulat.



SIFAT DOMINAN, RESESIF DAN INTERMEDIET

Pada suatu persilangan, maka keturunan (Filial) yang dihasilkan akan memiliki sifat yang muncul atau sifat yang tidak muncul (tersembunyi) dari salah satu sifat induknya. Sifat yang muncul pada keturunan dari salah satu induk dengan mengalahkan sifat pasangannya disebut sifat dominan. Sebaliknya sifat yang tidak muncul atau tersembunyi pada keturunanya karena dikalahkan oleh sifat pasangannya disebut sifat resesif. Misalnya bunga mawar merah disilangkan dengan bunga mawar putih, dan menghasilkan keturunan bunga mawar merah.

Induk/ Parental: Bunga mawar merah > < Bunga mawar putih
Keturunan/ Filial: Bunga mawar merah

Warna merah bersifat dominan, sedangkan warna putih bersifat resesif (alel warna merah dominan terhadap alel warna putih). Warna merah yang bersifat dominan dibandingkan dengan warna putih, maka menyebabkan semua bunga mawar pada keturunan pertama atau filial ke-1 (F1) akan berwarna merah. Apabila dalam suatu persilangan, sifat yang muncul merupakan campuran dari kedua induknya, maka sifat tersebut disebut sifat intermediet (dominan parsial). Misalnya persilangan antara ikan Koi warna merah dan ikan Koi warna putih menghasilkan Filial 1 yang semuanya ikan Koi berwarna merah muda. Warna merah muda tersebut merupakan sifat intermediet.

Induk/ Parental : Ikan Koi merah > < Ikan Koi putih
Keturunan/ Filial 1: Ikan Koi merah muda

Hukum Mendel
Dari hipotesis tersebut, Mendel membuat suatu kesimpulan yang disebut Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel. Kedua hukum Mendel tersebut merupakan prinsip dasar dari genetika. Berikut ini adalah penjelasan dari hukum Mendel tersebut :

· Hukum I Mendel (Hukum segregasi atau hukum pemisahan alel-alel dari suatu gen yang berpasangan).Pada pembentukkan sel kelamin (gamet), pasangan-pasangan alel memisah secara bebas. Hukum ini berlaku untuk persilangan dengan satu sifat beda (monohibrid).

· Hukum II Mendel (Hukum pengelompokkan gen secara bebas atau asortasi).Pada pembentukkan sel kelamin (gamet), alel mengadakan kombinasi secara bebas sehingga sifat yang muncul dalam keturunannya beraneka ragam. Hukum ini berlaku untuk persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid) atau lebih (polihibrid).

Gregor Mandel
Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda (Monohibrid)

Persilangan dua individu dengan satu sifat beda akan menurunkan sifat dominan apabila sifat keturunannya sama dengan salah satu induknya. Contoh : Mendel mengambil serbuk sari dari bunga tanaman yang bijinya berlekuk (berkerut) dan diserbukkan pada putik dari bunga tanaman yang bijinya bulat. Semua keturunan F1 berbentuk tanaman yang bijinya bulat. Kemudian tanaman F1 dibiarkan mengadakan penyerbukan sendiri sehingga didapatkan keturunan F2 yang memperlihatkan perbandingan fenotip 3 biji bulat : 1 biji berleku
Contoh Bagan persilangan monohibrid.

Sifat Intermediet
Sifat intermediet adalah sifat keturunan yang dimiliki oleh kedua induknya. Contohnya adalah tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) galur murni merah (MM) disilangkan dengan galur murni putih (mm). Dari persilangan tersebut diperoleh hasil F1 yang semuanya berbunga merah muda. Jika F1 di lakukan penyerbukan dengan sesamanya, maka F2 menghasilkan tanaman berbunga merah, merah muda, dan putih dengan perbandingan 1 : 2 : 1.


Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid)
Dihibrid adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip dan genotip tertentu. Pada percobaannya, Mendel melakukan persilangan kacang ercis galur murni yang memiliki biji bulat warna kuning dengan galur murni yang memiliki biji keriput warna hijau. Sifat bulat dan kuning dominan terhadap sifat keriput dan hijau, sehingga menghasilkan seluruh F1 berupa kacang ercis berbiji bulat dengan warna biji kuning.

Biji-biji F1 tersebut kemuadian ditanam kembali dan dilakukan penyerbukan antara sesamanya untuk mendapatkan F2. Persilangan tersebut merupakan persilangan dua individu dengan dua sifat beda, ialah bentuk biji dan warna biji. Keturunan pada F2 adalah sebagai berikut :

B : bulat, dominan terhadap keriput
b : keriput
K : kuning, dominan terhadap hijau
k : hijau

Persilangan Dua Individu dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid)
Trihibrid adalah persilangan dua individu dengan tiga sifat beda atau lebih yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip dan genotip tertentu. Pada percobaannya, Mendel melakukan persilangan kacang ercis dengan tiga sifat beda, ialah batang tinggi, biji bulat, dan biji warna kuning dengan kacang ercis berbatang pendek, biji keriput, dan biji warna hijau. Sifat tinggi, bulat, dan kuning dominan terhadap pendek, keriput, dan hijau, maka seluruh F1 berupa kacang ercis yang berbatang tinggi, berbiji bulat, dan berwarna kuning. Keturunan F1 dapat dilihat pada bagan persilangan trihibrid

Biji-biji F1 tersebut kemudian ditanam kembali dan dilakukan penyerbukan antara sesamanya untuk mendapatkan F2. Persilangan tersebut merupakan persilangan dua individu dengan tiga sifat beda, ialah ukuran batang, bentuk biji dan warna biji. Keturunan pada F2 adalah sebagai berikut :

T : tinggi, dominan terhadap pendek
t : pendek
B : bulat, dominan terhadap keriput
b : keriput
K : kuning, dominan terhadap hijau
k : hijau

aku tau siapa

akhirnya aku tau siapa dirimu yang sebenarnya
kau goyahkan pendirianku
pandirian yang kubangun dengan sangat susah payah
tapi kau mampu meruntuhkan pertahananku
aku dan pertahananku sekarang sudah runtuh berkeping-keping
sekarang aku kumpulkan serpihan pertahanan itu
lalu aku bangun kembali
demi aku
ya demi aku dan kebahagianku
aku sangat bersyukur
bersyukur dengan semua hikmah yang ada
dengan semua perjalan waktu yang aku jalani ini
aku jadi belajar beberapa hal
dan ini adalah pelajaran untuk membangun kembali pendirianku
perlajaran yang bagus juga
aku bahkan bangga
namun dibalik kebanggaan yang ku punya ini
terselip penyesalan tiada tara
aku menyesal mengenalmu
tapi aku anggap ini penyesalan kebanggaan demi sebuah pelajaran berharga


Jumat, 24 Februari 2012

MENYIMAK


A.   Pengertian Menyimak
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18)
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
“Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983)
Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992).

B.   Tujuan Menyiimak
Tujuan Menyimak, secara umum adalah agar kita dapat mengerti atau memahami makna dari pembicara. Dengan memahami apa yang kita dengarkan (dibicarakan), makna kita dapat lakukan penilaian terhadap isi ucapan tersebut. Setelah melakukan penilaian, maka kita dapat memberikan tanggapan atas ucapan tersebut. 
Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
b. Untuk menganalisis fakta
c. Untuk mengevaluasi fakta
d. Untuk mendapatkan inspirasi
e. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri

C.   Fungsi Menyimak

·                      Deskripsi (gambaran).
Ujaran pembicara menceritakan lebih banyak dan menginginkan pendengar mengetahui lebih banyak.

·                     Orientasi.
Ujaran pembicara berorientasi terhadap suatu permasalahan dan meminta pendengar untuk mengungkapkannya.

·                     Spontanitas.
Ujaran pembicara bersifat langsung dan membuat penyimak menangkap isi pembicaraan.

·                     Empati.
Ujaran pembicara mencerminkan ketegasan.

·                     Ekualitas.
Ujaran pembicara mencerminkan persamaan antar sesama.

·                     Profesional.
Ujaran pembicara mencerminkan ketepatan dan kejelasan suatu hal.

D.   Ciri-ciri Prnyimak Ideal
(1)   Siap fisik dan mental
Penyimak yang baik adalah penyimak yang benar-benar bersiap untuk menyimak. Fisiknya segar, sehat, atau dalam kondisi prima. Mentalnya stabil, pikiran jernih.
(2)   Berkonsentrasi
Penyimak yang baik adalah penyimak yang dapat memusatkan perhatiannyakepada bahan simakan. Yang bersangkutan harus dapat menyingkirkan hal-hal lain selain materi simakan.
(3)  Bermotivasi
Penyimak yang baik selalu mempunyai motivasi yang kuat dalam menyimak. Yang bersangkutan mungkin mempunyai tujuan menambah pengetahuan, mau belajar tentang sesuatum mau menguji tentang sesuatu dan sebagainya. Hal itulah yang dijadikannya sebagai motivasi atau pemacu, pendorong, penggerak, dalam menyimak.
(4)  Objektif
Penyimak yang baik adalah penyimak yang berprasangka, tidak berat sebelah. Yang bersangkutan bukan melihat siapa yang berbicara tetapi apa yang dikatakannya. Bila yang dikatakan itu memang benar, ia terima, bila salah, ia menolak siapapun yang mengatakannya.
(5)   Menyeluruh
Penyimak yang baik ialah penyimak yang menyimak bahan simakan secara lengkap, utuh, atau menyeluruh. Ia tidak menyimak meloncat-loncat ataupun terputus-putus, atau hanya menyimak yang disenangi saja.
(6)  Menghargai pembicara
Penyimak yang baik ialah penyimak yang menghargai pembicara. Ia tidak menganggap enteng, menyepelakan apa yang disampaikan oleh pembicara. Ia pun tidak mengaggap diri tahu segalanya dan pengetahuannya melebihi pembicara. Penyimak yang baik selalu menghargai pendapat pembicara, walaupun mungkin pendapat itu berbeda dengan pendapatnya.
(7)  Selektif
Penyimak yang baik tahu memilih bagian-bagian penting dari bahan simakan yang perlu diperhatikan da diingat. Tidak semua bahan yang diterima diteln mentah-mentah, tetapi dipilihnya bagian–bagian yang bersifat inti.
(8)  Sungguh-sungguh
Penyimak yang baik selalu menyimak bahan simakan dengan sesungguh hatinya. Ia tidak akan berpura-pura menyimak padahal hatinya dan perhatiannya ke tempat lain. Yang bersangkutan benar-benar menyimak pesan pembicara walau pesan itu kurang menarik baginya.
(9)  Tak mudah terganggu
Penyimak yang baik tak mudah diganggu oleh hal-hal lain di luar bahan simakan. Yang bersangkutan dapat membentengi diri dari berbagai gangguan kecil seperti kebisingan. Kalaupun sekali waktu ia mendapat gangguan yang tak terelakan, ia dengan cepat kembali kepada tugas semula, yakni menyimak.
(10)         Cepat menyesuaikan diri
Penyimak yang baik ialah penyimak yang tanggap terhadap situasi. Ia cepat menghayati dan menyesuaikan diri dengan inti pembicaraan, irama pembicaraan, dan gaya pembicara.
(11)         Kenal arah pembicaraan
Penyimak yang baik selalu mengenal arah pembicaraan, bahkan sudah dapat menduga ke arah mana pembicaraan berlangsung. Biasanya, pada menit-menit pertama awal pembicaraan, penyimak yang baik sudah mengetahui arah pembicaraan dan barangkali sudah dapat menduga isi pembicaraan.
(12)         Kontak dengan pembicara
Penyimak yang baik selalu mengadakan kontak dengan pembicara. Misalnya dengan cara memperhatikan pembicara, memberikan dukungan atau dorongan kepada pembicara melalui ucapan singkat, ya, ya; benar, saya setuju, atau saya sependapat, dan sebagainya. Hal yang sama dapat pula disampaikan melalui gerak-gerik tubuh seperti mengagguk-angguk, mengacungkan jempol dan sebagainya.
(13)         Merangkum
Penyimak yang selalu dapat menangkap sebagian besar isi bahan simakan. Hal itu terbukti dari hasil rangkuman penyimak yang disampaikan secara lisan atau tertulis setelah proses menyimak selesai.
(14)         Menilai
Penyimak yang baik selalu menilai, menguji, mengkaji, atau menelaah isi bahan simakan yang diterimanya. Fakta yang diterima dikaitkan atau dibandingkan dnegan pengetahuan dan pengalamannya.
(15)Merespons
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penilaian hasil simakan, penyimak menyatakan pendapat terhadap isi pembicaraan tersebut. Yang bersangkutan mungkin setuju atau tidak setuju, sependapat atau tidak sependapat dengan si pembicara. Reaksi atau tanggapn penyimak itu dapat berwujud dalam bentuk mengagguk-angguk, menggeleng-geleng, mengerjakan sesuatu, dan sebagainya.
E.   Jenis Menyimak
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
1. Sumber suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
2. Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
a. Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi
1) Menyimak sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
2) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
3) Menyimak estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.

b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
1) Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman
Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan prioritas pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan hiburan, kontak sosial. ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi, rioritas menyimak, intensif ialah memahami makna pembicaraan.
2) Menyimak intensif memerluhan konsentrasi tinggi
Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain: (a) menjaga agar pikiran tidak terpecah, (b) perasaan tenang dan tidak bergejolak, (c) perhatian. terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun ekstenal.
3) Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi. Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan makna.
4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara (1) lisan (berbicara) dan (2) tulis (menulis, mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain adalah (1) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara, (2) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang, (3) mengetahui kemampuan daya serap seseorang. (4) mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak.
Menyimak intensif meliputi:
1) Menyimak kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran. dan kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis adalah (a) mengamati tepat tidak ujaran pembicara, (b) mencari jawaban atas pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak. dapatkah penyimak mengambil simpulan dari hasil menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak" (Kamidjan,2001:22).
2) Menyimak introgatif
Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut.
Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk (a) mendapatkan fakta-fakta dari pembicara, (b) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, (c) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
3) Menyimak eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan (a) menemukan gagasan baru. (b) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, (c) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa yang akan datang. (d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
4) Menyimak kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara (a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, (b) mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda, (c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (d) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak.
5) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (a) mengikuti petunjuk-petunjuk, (b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak. (c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen. (d) mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan (f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).
6) Menyimak selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah: (a) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, (b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, (c) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.

F.    Kegiatan Menyimak
1. Proses menyimak komprehensif
Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
a. Rangsang bunyi
Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya sebagai tipe- tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh penyimak
b. Penerimaan alat peraga
c. Perhatian dan penyelesaian
d. Pemberian makna
2. Fungsi comprehensive listening
Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan antara satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.
3. Faktor-faktor yang berkaitan dengan menyimak konprehensif
a. Memori
Adapun memori dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting
1) Menyusun arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas
2) Memberikan struktur baku terhadap pemahaman kita kepada suatu aktivitas apabila konsep-konsep kita tersebut dikemukakan oleh orang lain
3) Memberikan arah/pedoman untuk mengingat pengalaman/ pengetahuan dan informasi- informasi yang telah diketahui sebelumnya.

Beberapa teori yang memberikan penjelasan tentang penyebab mengapa informasi yang disimpan dalam memori hilang (lupa):
1) Fuding teori (teori pemudaran): maksudnya informasi yang tidak sering digunakan akan memudar / perlahan-lahan hilang.
2) Distortion theory: informasi yang mirip dengan informasi yang lainnya tidak dapat dibedakan, yang telah disimpan di ingatan.
3) Superssion Theory: teori ini menyatakan pesan akan hilang akibat hambatan multivasional (melukai).
4) Interference Theory: teori ini menyatakan informasi yang telah di dapat sebelumnya akan bercampur dengan informasi yang baru didapat.
5) Processing Break down theory: teori ini berpendapat bahwa tak satupun dari bagian-bagian informasi dapat diingat tanpa menggunakan sistem pengkodean makna ganda (sistem coding ambigu).

Menurut penelitian manusia akan lebih mengingat apabila informasi itu:
1) Dianggap penting dan berharga atau berguna dalam kehidupan
2) Dianggap lain dari pada informasi yang lain atau dianggap unik (tidak wajar)
3) Terorganisir dan
4) Berupa informasi visual

Menurut Montgo Mery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat meningkatkan daya mengingat kita. Kita harus memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan daya ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan peduli terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar kita.
b. Konsentrasi
Salah satu alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada sumber pembicaraan (penuturan) adalah kemungkinan karena sering berkomunikasi dalam rentang yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi. Untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada suatu rangsang saja. Alasan yang kedua adalah karena pendengar salah mengarahkan energi untuk memperhatikan (attention energy). Menurut Erving Goffman, bentuk standar dankesalahan penafsiran meliputi hal-hal berikut:
1) Pencakupan / pemenuhan eksternal, dibandingkan dengan berkonsentrasi pada pesan penutur, pendengar cenderung akan mudah terkacaukan perhatiannya oleh stimulasi / rangsang dari luar
2) Kesadaran diri
3) Kesadaran berinteraksi
4) Kurangnya rasa ingin tahu terhadap apa yang sedang dibicarakan

Ada tiga alasan lain yang menyadari alasan kurangnya konsentrasi di atas diantaranya; kurangnya motivasi diri dan kurangnya tanggung jawab.

c. Pembendaharaan kata
Faktor yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah ukuran kosa kata. Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan variabel penting dalam pemahaman pendengar.
Dalam peran kita sebagai komunikator, kita memiliki empat jenis kosa kata fungsional yang sangat bervariasi ukurannya, jenis kosa kata itu dibedakan berdasarkan usia, saat seseorang melakukan komunikasi. Hal tersebut digambarkan sebagai berikut:
1) Sampai kira-kira seseorang mencapai usia sebelas tahun kosa kata fungsional terbesar yang dimiliki adalah kosa kata simakan mendengar (listening vocabulary) artinya pengayaan kosa katanya pada fase ini dapat dan hasil simakan dari kehidupan sehari-hari
2) Setelah lewat usia dua belas, kosa kata simakan yang seseorang miliki, umumnya dipengaruhi oleh kosa kata atau hasil membaca (reading vocabulary).
3) Orang dewasa dikatakan memiliki kosa kata minimum apabila ia hanya memilih rata-rata kosa kata sebesar 20.00 kata.
Untuk meningkatkan kosa kata umum maupun kosa kata mendengar menurut langkah-langkah Pauk dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Langkah pertama adalah menumbuhkan minat kata-kata. Ada dua kemampuan dasar yang dapat membantu kita untuk mempelajari kata-kata baru berdasarkan maknanya adalah kemampuan menganalisa struktur dan kemampuan menganalisa konteks kata keterampilan pertama tadi yaitu analisis struktur.
2) Langkah yang kedua adalah mempelajari makna dari kata-kata yang tidak lazim dari konteks-konteksnya.
G.  Unsur-unsur Menyimak
Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah
(1) Pembicara : orang yang menyampaikan pesan yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak
(2) Penyimak : orang yang menerima pesan
(3) Bahan simakan : Bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi.
(4) Bahasa lisan yang digunakan : Bahasa yang digunankan sebaiknya bahasa yang mudah dipahami pendengar.
H.  Faktor-faktor Menyimak
1. Unsur Pembicara
    Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan     kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi
2. Unsur Materi
    Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang
3. Unsur Penyimak/Siswa
    a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
    b. Siswa harus berkonsentrasi 
    c. Adanya minat siswa dalam menyimak
    d. Penyimak harus berpengalaman luas
4. Unsur Situasi
    a. Waktu penyimakan
    b. Saran unsur pendukung
    c. Suasana lingkungan 

Kamis, 23 Februari 2012

untuk cinta

haruskah aku menunggu cinta datang sendiri?
saat cinta itu bersemu merah jambu didada

cinta lukiskan keindahan di jiwa
lalu aku terbuai oleh cinta
aku ingin segera menyempurnakan cinta
agar aku dan cinta saling mengukir amalan kebaikan didalamnya
sehingga aku tidak selalu hanyut dalam bayangan cinta lagi

Jumat, 10 Februari 2012

RINDU YANG CACAT



                                                                                                                 
Untuk insan yang bertahta
Adakah jalan menuju cinta yang hakiki kepada mu wahai baginda?
Hati ini rusak!
Maafkan
Maafkan aku
Aku sang pemilik harapan yang begitu menggebu kepadamu
Namun tidak lah sebanding dari sekian banyak harapan yang cerah
Harapan ku masih terlalu lusuh
Aku malu
Malu dengan kerusakan hatiku
Malu dengan kecacatan akhlakku

Yang masih jauh dari jalan  menuju naunganmu
Aku malu ya Rasulullah
Ingin rasanya kucuri masa kecilku
Akan aku mulai meniti jalanmu dari sana
Tapi waktu tak mau membagi misterinya
Sehingga aku telah tertambat pada waktu yang senja
Aku terlambat menyadari itu
Maafkan aku ya Rasulullah
Aku rindu kepadamu
Aku sang pemilik hati yang rusak dan cacat ini  merindu mu
Aku takut menodai kerinduan ini
Masih adakah celah untukku?
Untuk mengirim harapan kerinduan ini
Semoga saja sang maha pemberi rasa rindu mengikat kan rinduku kepada kekasih-Nya.




  Oleh : Sasmamonia