Sudah lebih 5 tahun kita menjadi keluarga. Sudah banyak yang kita lalui, lebih-lebih kita sudah dikaruniakan permata cinta yang menjadi pelengkap kebahagiaan kita. Tuanku Suamiku memang banyak sekali kekuranganku dalam menjadi pendamping hidupmu. Terbayang kembali ketika ijab qobul pernikahan kita, tidak terbayang akan banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita. Mulai dari pindah dari rumah orangtua ke rumah yang Tuanku belikan. Perjalanan yang dekat hingga perjalanan yang terjauh yang kita rasakan berdua. Hingga kita melanjutkan perjalanan kemanapun bertiga dengan ananda tercinta Alif Absani yang kamu pilihkan namanya. Bagus namanya, seperti namamu Tuanku. Namamu seperti semilir angin dibawah rindangnya pohon ketika aku berteduh dibawahnya. Sejuk mendengarnya. Mungkin seperti itu pula orang lain yang merasakan keteduhan Tuan. Memang sejatinya pohon itu tidak berbicara dan tidak bergerak serupa manusia. Tapi alam sekitaran dapat mendapatkan manfaat dari pohon tersebut. Tuanku seperti itulah dirimu dimataku.
Dalam hidup kita banyak pengajaran, dan setiap pengajaran mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih baik. Maafkan aku yang banyak kekurangan ini. Semoga aku bisa menjadi yang terbaik untukmu Tuanku. Semoga keluarga kita dilimpahkan kasih sayang Allah tiada hentinya.
