orange ku

orange ku
AKU MENYUKAI WARNA ORANGE

Selasa, 18 Desember 2012

TUGAS MAKALAH KARYA ILMIAH




MAKALAH
“MANFAAT MEDIA PEMBELAJRAN DI SEKOLAH DASAR


OLEH :
SASMAMONIA


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012



Manfaat Penerapan Media Pembelajaran Di Sekolah Dasar

Sasmamonia

Abstrak: Media pembelajaran merupakan salah faktor penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Hal tersebut disebabkan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang  pendidikan yang menuntut efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran. Untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang optimal, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mengurangi bahkan jika perlu menghilangkan dominasi sistem penyampaian pelajaran yang sering didominasi oleh guru sebagai sumber informasi.
Kata-kata kunci: media, guru, pendidikan, informasi, pembelajaran.

PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan proses kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan program kurikulum dalam suatu lembaga pendidikan. Kegiatan yang paling menentukan adalah proses pembelajaran yang dilakukan untuk mempengaruhi siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia
Guru tidak hanya membimbing begitu saja, namun guru harus bisa memberikan semangat belajar siswa. Siswa tidak akan serta merta menyertai proses pendidikan dengan cara belajar yang mendominasi guru sebagai sumber informasi. Untuk itu semangat belajar peserta didik, guru harus dapat membimbing dan memfasilitasi siswa supaya siswa dapat melakukan proses-proses tersebut dengan menggunakan media belajar.
Gerlach & Erly (1971) mengatakan bahwa media apabila di pahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksut. Maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang di kemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Media memberikan sarana berfikir bagi peserta didik dalam memahami ilmu pengetahuan. Dengan adanya media siswa akan lebih kreatif dan inovatif  untuk mengolah ilmu pengetahuan.
Jadi guru yang ibaratnya sebagai pusat pemberi informasi saja, berubah menjadi pusat fasilitas informasi dan siswalah yang berjuang mencari ilmu sebanyak-banyaknya.

PEMBAHASAN
A.       PENGERTIAN MEDIA
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa arab media dalah perantara wasaail atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad 2004 : 3).
Gerlach dan Erly (1971) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Menurut definisi di atas dapat dipahami bahwa guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media yang menjadi perantara atau penyampai pesan kepada peserta didik. Guru termasuk juga sebagai media karena guru sebagai tenaga pengajar bekerja untuk mentransfer pengetahuan yang dimilikinya (penyampai ilmu atau ajaran) kepada peserta didik. Begitu pula buku bisa dikatakan sebagai media karena buku memuat informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk dipelajari dan dipahami. Lingkungan sekolah sebagai tempat dimana peserta didik belajar dan berinterakasi dengan warga sekolah jelas merupakan media yang akan memberikan pesan, berita, atau kabar kepada peserta didik, namun besar tidaknya pesan yang didapat oleh peserta didik bergantung pada kreatifitas peserta didik dalam mencari pesan melalui lingkunganya.

B.        PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Istilah pendidikan mengandung unsur bimbingan pengajaran dan latihan. Pendidikan lebih menitikberatkan pada pembentukan kepribadian, bimbingan berhubungan dengan bantuan kepada peserta didik agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Latihan berhubungan dengan pemberian atau pembentukan keterampilan kepada peserta didik (Hamalik 1999: 55) 
Dalam pengajaran perkembangan pada masa sekarang ini diberi istilah pembelajaran pengajaran.  Pengajaran atau instruction titik berat tinjauannya dari segi pendidik atau guru, sedangkan pembelajaran lebih menitik beratkan tinjauannya dari segi peserta didik.
Menurut Hamalik (1999 : 57) pembelajaran merupakan kombinasi yang tersusun atas unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Unsur manusia terdiri atas peserta didik, guru dan tenaga kependidikan lainnya. Unsur material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide, film audio, audio tape, fasilitas dan perlengkapan terdiri atas ruangan kelas, perlengkapan, audio visual, komputer. Produser meliputi jadwal, metode penyampaian informasi, praktek, belajar, evaluasi / ujian dan sebagianya. Dalam kegiatan pembelajaran ada dua kegiatan yang terjadi, yaitu guru mengajar dan peserta didik belajar. Jadi ada dua peristiwa atau proses menjadi satu, yaitu proses belajar mengajar untuk selanjutnya dipakai pembelajaran.

C.     PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Istilah media sering dipakai dalam dunia komunikasi yang disebut dengan media komunikasi. Media komunikasi inilah di era kekinian dimanfaatkan dalam dunia pendidikan untuk menunjang jalanya proses belajar mengajar. Danim (2000 : 2) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kegiatan pendidikan, teknologi pendidikan serta media pendidikan perlu dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Karena dengan pendekatan ilmiah, sistematis dan rasional, sebagaimana dituntut oleh teknologi pendidikan ini pulalah, tujuan pendidikan yang efektif dan efisien akan tercapai.
 Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara  pendidik dan peserta didik untuk melakukan transfer pengetahuan (knowledge), maupun penanaman (internalisasi) nilai-nilai (values). Maka pendidik di sini disebut sebagai mediator yang menyampaikan informasi-informasi tentang pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didik, atau juga dalam rangka menanamkan nilai-nilai luhur suatu ajaran, baik yang bersumber pada budaya bangsa, masyarakat, atau kelompok agama tertentu. 
Adapun definisi media menurut para ahli adalah sebagai berikut: (1) AECT (Asociation Of Education And Communication Technologi) mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Sedangkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyampaikan pesan (Depdiknas, 2003 :10). Yang dimaksud sesuatu di sini adalah apa saja yang memiliki guna sebagai perantara untuk menyampaikan pesan entah itu berupa lisan atau alat peraga yang mengisyaratkan maksud tertentu dan bisa dipahami oleh orang yang menerima pesan, atau dalam konteks pembelajaran adalah peserta didik didik (pelajar), atau muta’allim dalam bahasa arabnya. (2) Heinich dan kawan-kawan  memberi batasan tentang media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima (Arsyad, 2004: 4).
Jadi televisi, radio, film, foto, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan cetakan dan sejenisnya adalah media yang disebut dengan media komunikasi. Namun apabila media-media itu membawa pesan-pesan atau informasi-informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut dengan media pembelajaran.
Bagaimana apabila media pembelajaran dihubungkan dengan media pendidikan ?. Media pendidikan tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan pendidikan (Depdiknas, 2003 : 10). Pada hakekatnya media pendidikan juga merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi. Apabila kita namdingakan dengan media pembelajaran, maka media pendidikan sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian pendidikan itu sendiri. Sedang media pembelajaran memiliki sifat yang lebih khusus, maksudnya media pembelajaran merupakan bagian dari media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidikan adalah media pembelajaran, akan tetapi setiap media pembelajaran merupakan bagian dari media pendidikan.
Sementara Gagne dan Briggs (Arsyad, 2004: 5) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, bingkai, dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar. Di lain pihak National Education Asociation memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya; dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.
Dalam kegiatan belajar mengajar, pemakaian kata media pembelajaran (wasaa’il at ta’limiyah) digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pendengar, bahan pengajaran (instrucsional material), komunikasi pendang dengar (audio visual communication), pendidikan alat peraga pandang (visual education) teknologi pendidikan (educational technology), alat peraga (wasaail al-iidzochi) dan media penjelas (wasaail at taudhiichiyyah ) (Arsyad, 2004 : 6).
Berdasarkan uraian beberapa definisi tentang media di atas, berikut dikemukakan karakteristik umum yamg melekat pada setiap definisi tersebut.
a    Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal dengan istilah hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.
b    Media pendidikan yang memiliki pengertian nonfisik yang sering disebut dengan istilah software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan materi atau informasi-informasi yang hendak disampaikan kepada peserta didik.
c    Media pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi media visual, audio, dan audio-visual. Media visual yaitu media yang memiliki bentuk, dapat dilihat, dan dapat diraba. Media audio yaitu media yang hanya dapat di dengar saja. Adapun media audio visual adalah media yng memiliki bentuk dapat dilihat,  dan diraba, serta dapat pula di dengar karena menyerupai makhluk hidup yang mengeluarkan suara.
d    Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik yang berada di dalam maupun yang berada di luar kelas.
e    Media pendidikan dalam rangka komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
f    Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya : radio dan televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya, film, slide, video dan OHP), atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio,  dan tape recorder).
g    Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
Berbeda denga para ahli yang telah tersebut dalam beberapa paragraf terdahulu. Slameto (2003 :67) menyebut media pembelajaran dengan alat pelajaran. Alat pelajaran erat hubunganya dengan cara belajar peserta didik, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh peserta didik untuk menerima bahan yang diajarkan oleh guru tersebut. Alat pelajaran yang tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Jika peserta didik mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.
Realita saat ini dengan banyaknya tuntutan yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar peserta didik dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang memiliki media dalam jumlah maupun kualitasnya, sehingga terkadang proses belajar mengajar dilaksanakan secara alakadarnya, dan bisa dipastikan hasilnya juga jauh dari kondisi ideal, yakni output pendidikan yang berkualitas tinggi.

D.    CIRI-CIRI MEDIA PEMBELAJARAN

Gerald dan Ely (Arsyad, 2004 : 12) mengemukakan tiga ciri media  yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dalam pembelajaran, yang dapat dilakukan media dalam membantu seorang guru menjelaskan atau menerangkan sebuah materi pelajaran. Ciri-ciri tersebut adalah :
a.    Ciri Fiksatif (fixatife property)
Ciri ini mendiskripsikan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun secara sistematis dan kronologis melaui media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu obyek yang telah diambil gambarnya  (direkam) dengan menggunakan kamera atau video kamera dapat direproduksi (dibuat ulang) dengan mudah kapan saja dibutuhkan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau obyek yang terjadi pada suatu waktu tertentu dapat ditransportasikan tanpa mengenal waktu, karena telah diabadikan melalui rekaman.
Ciri-ciri yang sangat penting bagi guru adalah karena kejadian-kejadian atau obyek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadianaya hanya sekali  (dalam satu dekade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan suatu pengajaran, gerhana matahari, atau gunung meletus misalnya. Prosedur laboratorium yang rumit dapat direkam dan  diatur untuk kemudian direproduksi kembali ketika dibutuhkan untuk kepentingan pengajaran.  Begitu pula kegiatan peserta didik dapat diabadikan dan direkam untuk kemudian dilakukan proses evaluasi baik oleh peserta didik sendiri secara perorangan maupun secara kelompok.
b.    Ciri Manipulatif (manipulatif property)
Merubah suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kembali kepada peserta didik dalam waktu yang singkat dengan teknik pengambilan gambar. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu  (metamorfosis kupu-kupu) dapat dipercepat dengan tehnik rekaman fotografi.  Disamping dapat dipercepat suatu kejadian, suatu kejadian dapat juga diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil sustu rekaman video, dengan memanfaatkan fasilitas yang ada pada video. Misalnya reaksi kimia atau untuk mengetahui kebenaran terjadinya pelanggaran dalam suatu permainan sepak bola dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media. Demikian pula suatu aksi atau suatu gerakan dapat direkam dengan foto kamera agar bisa diamati atau sekedar dilihat saja.
Pada rekaman gambar hidup seperti film kejadian dapat diputar mundur. Media (rekaman video atau audio) dapat diedit sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian inti atau bagian utama dari keterangan atau kejadian yang sedang dijelaskan oleh guru kepada peserta didiknya, sedangkan bagian-bagian yang tidak begitu diperlukan dapat dipotong atau dilewati dengan menggunakan fasilitas yang ada pada media yang merupakan hasil dari tekhnologi mutakhir.
Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan keseriusan dan kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan  dalam memanipulasi isi yang ada pada media, semisal jika terjadi kesalahan pemotongan suatu kejadian dalam rekaman video bisa jadi akan menimbulkan salah penafsiran bagi peserta didik yang sedang mendapat tugas untuk melakukan pengamatan terhadap isi dari rekaman video tersebut.
Memanipulasi atau merubah suatu kejadian atau obyek tertentu dengan memanfaatkan atau dengan cara mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Semisal proses penanaman gandum hingga masa panen tiba, kemudian gandum diolah menjadi tepung sebagai bahan baku untuk membuat roti dapat disajikan secara singkat dalam suatu rekaman. Sehingga memiliki nilai efisiensi yang tinggi dan tentunya juga sangat efektif, karena mengamati suatu hal yang nampak tentunya tidak sesulit mengamati hal abstrak.     
c.    Ciri Distributif (distributif property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau suatu informasi untuk ditransformasikan melalui ruangan dan secara bersamaan disajikan kepada peserta didik. Dewasa ini distribusi  media tidak terbatas pada satu kelas saja, atau dalam satu lingkup sekolah saja, akan tetapi media pembelajaran seperti kaset rekaman, video, atau disket komputer bisa didistribusikan kemana saja sesuai dengan kebutuhan. Karena media seperti itu merupakan media praktis dengan bobot ringan dan ukurannya juga tidak besar, sehingga ada kemudahan untuk mendistribusikannya ke daerah terpencil sekalipun, tinggal ada atau tidak peralatan pendukung yang digunakan untuk mengoperasikan media tersebut.
Sebuah informasi atau suatu kejadian  yang direkam dalam suatu waktu, bisa diproduksi ulang beberapa kali dan siap untuk digunakan secara bersamaan meskipun dalam tempat yang terpisah. Semisal proses perubahan katak mulai dari telur katak, kemudian berubah menjadi kecebong, dan akhirnya menjadi katak dewasa dapat direkam melalui handycam. Kemudian proses metamorfosa katak yang telah terekam melalui handycam ini dapat digandakan dan disebarluaskan ke seluruh pelosok sekolah yang ada di Indonsia misalnya untuk dijadikan sebagai media yang mempermudah seorang pendidik untuk menyampaikan pengetahuan tentang metamorfosa katak ini kepada para peserta didiknya. Dan informasi yang telah terekam ini juga tidak rusak hanya dalam sekali waktu pemakaian saja kecuali terjadi kerusakan tertentu yang disebabkan oleh hal-hal nonteknis, sehingga ketika diputar ulang dalam waktu dan ruang yang berbeda isinya akan tetap sama 

E.     MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN

Seperti telah diuraikan pada pembahasan terdahulu bahwa media pembelajaran merupakan pesan, orang, dan peralatan. Seiring berkembangnya teknologi yang merupakan hasil kreatifitas manusia masa kini, maka media pembelajaran masa kini juga berkembang begitu pesatnya, bahkan media pembelajaran masa kini sudah banyak yang menggunakan teknologi dalam pengoperasianya selain media itu sendiri juga merupakan produk yang dihasilkan oleh teknologi.
Media pembelajaran modern antara lain radio, televisi, tape recorder, komputer, internet, OHP, proyektor dan lain-lain. Semua media pembelajaran tersebut merupakan hasil pemikiran manusia yang diwujudkan dalam dunia nyata. Namun sayangnya meskipun media pembelajaran berbasis teknologi telah berkembang begitu pesatnya, akan tetapi tidak banyak guru atau pendidik yang memiliki kecakapan untuk mengoperasikan media tersebut meskipun mereka telah mengenalnya. Apapun kendalanya, baik karena tidak bisa mengaktifkan media tersebut atau kendala pendanaan. Meskipun bisa mengoperasikan akan tetapi karena sekolah atau guru pribadi tidak memilikinya, sehingga tidak bisa diperagakan di hadapan peserta didiknya.
Namun tentunya usaha-usaha untuk mewujudkan media pembelajaran berbasis teknologi perlu mendapatkan perhatian serius oleh para penyelenggara pendidikan, karena efektifitas dan efisiensi media tersebut dalam menunjang proses belajar mengajar tidak bisa dinafikan.
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk mengklasifikasikan media pembelajaran. Misalnya mengidentifikasi media pembelajaran berdasarkan tiga unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Berdasarkan tiga unsur pokok tersebut Bretz (Rahadi, 2003 :21) mengklasifikasikan media ke dalam tujuh kelompok, yaitu : media audio, media cetak, media visual diam, media visual gerak, media audio semi gerak, media semi gerak, media audio visual diam, media audio visual gerak.
Anderson (Rahadi, 2003 :21) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sebagai berikut :

No.
Golongan Media
Contoh dalam Pembelajaran
1.       
Audio
Kaset tape recorder, cd audio, siaran radio, dan telepon atau telewicara.
2.       
Cetak
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar, dan makalah.
3.       
Audio-cetak
Kaset audio yang dilengkapi ahan tertulis
4.       
Proyeksi visual diam
Overhead Tranparansi (OHT) dan film bingkai (slide)
5.       
Proyeksi audio visual diam
Film bingkai (slide) bersuara
6.       
Visual gerak
Film bisu
7.       
Audio visual gerak
Film gerak bersuara, VCD, dan televisi
8.       
Obyek fisik
Benda nyata, model, spesimen
9.       
Manusia dan lingkungan
Guru, Budayawan, Ekonom, Pustakawan, laboratorium, kebun binatang, cagar alam, sungai, hutan, sawah, dan lautan
10.   
Komputer
CAI (pembelajaran berbantuan komputer) dan CBI (pembelajaran berbasis komputer)

Klasifikasi berbagai macam media berdasarkan perkembangan teknologi menurut Seel dan Glasgow (Arsyad, 2004 : 33) dibagi ke dalam dua kategori luas yaitu : pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir :
a.    Pilihan Media Tradisional :
1)    Visual diam yang diproyeksikan seperti : proyeksi opaque (tidak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, filmstrips.
2)    Visual yang tidak diproyeksikan seperti : gambar dan poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papn info, papan-bulu.
3)    Audio seperti rekaman piringan, pita kaset, reel, catridge.
4)    Penyajian multimedia, slide plus suara (tape), multi-image.
5)    Visual dinamis yang diproyeksikan seperti film, televisi, video.
6)    Cetak seperti buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah berkala, lembaran lepas (hand out), koran.
7)    Permainan seperti teka-teki, simulasi, permainan papan.
8)    Realita seperti model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka)
b.    Pilihan Media Teknologi Mutakhir
1)    Media berbasis telekomunikasi seperti telekonferen dan kuliah jarak jauh.
2)    Media berbasis mikroposesor seperti computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor inteligen, interaktif, hypermedia, compact (video) disc.
Dari beberapa pengelompokan media tersebut dapat kita ketahui bahwa belum ada media yang mencakup segala aspek, terlebih bagi media yang dimanfaatkan untuk memudahkan penyampaian pesan atau informasi pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar atau sering disebut dengan media pembelajaran. Media pembelajaran yang ada dibuat dan disajikan atas dasar kepentingan-kepentingan tertentu.
Alangkah baiknya bagi seorang  pendidik atau seorang guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan teknologi terlebih yang berkaitan dengan media pembelajaran. Akan menjadi lelucon nantinya apabila seorang guru tidak lebih mengenal perkembangan teknologi informasi yang sering dimanfaatkan untuk media pembelajaran dibanding peserta didik-peserta didiknya. Bahkan secara psikologis juga bisa berdampak pada jatuhnya wibawa seorang guru dihadapan peserta didik karena peserta didik merasa bahwa dirinya lebih maju dari gurunya ketika mengetahui kenyataan gurunya gaptek (gagap teknologi) sehingga peserta didik memiliki kemungkinan untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak daripada gurunya mengenai suatu pengetahuan tertentu.

F.      LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Untuk menggunakan media, seharusnya dilakukan perencanaan yang sistematik. Perlu diingat pula bahwa media pembelajaran digunakan bila media itu mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan.
Langkah-langkah penting dalam penggunaan media yaitu sebagai berikut.
a) Persiapan sebelum menggunakan media
Langkah awal penggunaannya adalah membuat persiapan sebaik-baiknya, yang dilakukan dengan cara berikut ini.
(1) Mempelajari petunjuk penggunaan media, terutama bila dibutuhkan perangkat keras seperti berbagai jenis pesawat proyektor (media elektronik). Periksalah voltase alat untuk disesuaikan dengan listrik setempat sebelum menghidupkan alat. Setelah itu, ikuti petunjuk-petunjuk khusus tiap alat. Di samping manual yang terdapat pada alat, mungkin masih diperlukan buku-buku khusus tentang penggunaan media.
(2) Semua peralatan yang akan digunakan perlu disiapkan sebelumnya, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak akan terganggu oleh hal-hal yang bersifat teknis.
(3) Perhatikan pengaturan ruang dan jumlah siswa, bila media akan digunakan secara kelompok, penempatan media diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan semua siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
b) Pelaksanaan penggunaan media
Pada saat kegiatan belajar dengan menggunakan media berlangsung, hendaknya dijaga agar suasana tetap tenang. Keadaan tenang tidak berarti siswa harus duduk diam dan pasif, yang penting perhatian siswa tetap terjaga.
Bila hendak menggunakan pesawat proyektor yang memerlukan kegelapan ruang, usahakan agar siswa masih dapat menulis, sehingga masih mungkin membuat catatan yang perlu. Jika dalam proses pembelajaran guru masih perlu menambahkan penjelasan yang harus ditulis dipapan tulis atau transparsi, maka usahakan agar pembelajaran tidak terhalang oleh posisi berdiri guru. Di samping itu, guru jangan sampai terlampau lama membelakangi pelajar, sehingga kelas kacau karena perhatian guru berkurang. Jika media akan digunakan secara berkelompok, maka usahakan setiap kelompok secara bergiliran dipantau. Dengan demikian, guru dapat membantu siswa bila mendapat kesulitan. Selain itu, dapat terjaga ketertiban kelas (antar kelompok tidak saling terganggu). Selama sajian media berlangsung, dapat diselingi dengan pertanyaan, meminta siswa melakukan sesuatu misalnya menunjukkan gambar, mengerjakan soal, atau merumuskan sesuatu.
c) Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap penyajian apakah tujuan pembelajaran telah tercapai, selain untuk memantapkan pamahaman materi yang disampaiakan melalui media. Untuk itu perlu disediakan
tes yang harus dikerjakan oleh pebelajar sebagai umpan balik. Apabila ternyata tujuan belum tercapai, guru perlu mengulangi sajian program media tersebut.
d) Tindak lanjut
Dari umpan balik yang diperoleh, guru dapat meminta siswa untuk memperdalam sajian dengan berbagai cara, misalnya diskusi tentang hasil tes, mempelajari referensi, membuat rangkuman, melakukan suatu percobaan, observasi, dan sebagainya.
G.    TUJUAN MEDIA PEMBELAJARAN
Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan. Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah [Akhmad Sudrajat, 2008]:
a.        Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan   tepat guna dan berdaya guna,
b.      Untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi materi kepada anak didik.
c.       Untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik.
d.      Untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik.
e.       Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik.

H.  MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi keberadaannya, karena dengan adanya media pembelajaran dapat memudahkan guru dalam proses pembelajaran yakni menyampaikan pesan-pesan atau meteri-materi pembelajaran kepada siswanya. Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang berfariasi. Peda satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlikan media pembelajaran, tetapi disisi lain ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu akan sukar dipahami oleh siswanya, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah [Ardiani Mustikasari, 2008] :

1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.  

2.  Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah. 

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

 5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.

6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung kepada seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah. 
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.

KESIMPULAN
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Sedangkan pembelajaran adalah usaha guru untuk menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar.
Manfaat media pembelajaran tersebut adalah: penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam Kegiatan Belajar mengajar.


                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar