MAKALAH
“MANFAAT MEDIA PEMBELAJRAN DI SEKOLAH DASAR
“MANFAAT MEDIA PEMBELAJRAN DI SEKOLAH DASAR
OLEH
:
SASMAMONIA
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2012
Manfaat Penerapan Media Pembelajaran Di
Sekolah Dasar
Sasmamonia
Abstrak: Media pembelajaran merupakan salah faktor penting dalam
peningkatan kualitas pembelajaran. Hal tersebut disebabkan adanya perkembangan
ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan
yang menuntut efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran. Untuk mencapai
tingkat efisiensi dan efektivitas yang optimal, salah satu upaya yang perlu
dilakukan adalah mengurangi bahkan jika perlu menghilangkan dominasi sistem
penyampaian pelajaran yang sering didominasi oleh guru sebagai sumber informasi.
Kata-kata kunci: media, guru, pendidikan, informasi, pembelajaran.
PENDAHULUAN
Pembelajaran
merupakan proses kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan program kurikulum
dalam suatu lembaga pendidikan. Kegiatan yang paling menentukan adalah proses
pembelajaran yang dilakukan untuk mempengaruhi siswa dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang utama yang harus dimiliki oleh
setiap manusia
Guru tidak hanya membimbing begitu
saja, namun guru harus bisa memberikan semangat belajar siswa. Siswa tidak akan
serta merta menyertai proses pendidikan dengan cara belajar yang mendominasi
guru sebagai sumber informasi. Untuk itu semangat belajar peserta didik, guru
harus dapat membimbing dan memfasilitasi siswa supaya siswa dapat melakukan
proses-proses tersebut dengan menggunakan media belajar.
Gerlach & Erly
(1971) mengatakan bahwa media apabila di pahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Ringkasnya, media adalah alat
yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Apabila media itu
membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksut. Maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan
dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media
sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan
atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat
yang di kemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Media memberikan sarana
berfikir bagi peserta didik dalam memahami ilmu pengetahuan. Dengan adanya
media siswa akan lebih kreatif dan inovatif
untuk mengolah ilmu pengetahuan.
Jadi guru yang ibaratnya
sebagai pusat pemberi informasi saja, berubah menjadi pusat fasilitas informasi
dan siswalah yang berjuang mencari ilmu sebanyak-banyaknya.
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MEDIA
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau
pengantar. Dalam bahasa arab media dalah perantara wasaail atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan
(Arsyad 2004 : 3).
Gerlach dan Erly (1971) menyatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Menurut definisi di atas
dapat dipahami bahwa guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media
yang menjadi perantara atau penyampai pesan kepada peserta didik. Guru termasuk
juga sebagai media karena guru sebagai tenaga pengajar bekerja untuk
mentransfer pengetahuan yang dimilikinya (penyampai ilmu atau ajaran) kepada
peserta didik. Begitu pula buku bisa dikatakan sebagai media karena buku memuat
informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk dipelajari dan dipahami.
Lingkungan sekolah sebagai tempat dimana peserta didik belajar dan
berinterakasi dengan warga sekolah jelas merupakan media yang akan memberikan
pesan, berita, atau kabar kepada peserta didik, namun besar tidaknya pesan yang
didapat oleh peserta didik bergantung pada kreatifitas peserta didik dalam
mencari pesan melalui lingkunganya.
B.
PENGERTIAN
PEMBELAJARAN
Istilah pendidikan mengandung unsur bimbingan pengajaran
dan latihan. Pendidikan lebih menitikberatkan pada pembentukan kepribadian,
bimbingan berhubungan dengan bantuan kepada peserta didik agar dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Latihan berhubungan dengan pemberian atau pembentukan
keterampilan kepada peserta didik (Hamalik 1999: 55)
Dalam pengajaran perkembangan pada masa sekarang ini diberi
istilah pembelajaran pengajaran. Pengajaran
atau instruction titik berat tinjauannya dari segi pendidik atau guru, sedangkan
pembelajaran lebih menitik beratkan tinjauannya dari segi peserta didik.
Menurut Hamalik (1999 : 57) pembelajaran merupakan
kombinasi yang tersusun atas unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Unsur manusia terdiri atas peserta didik, guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Unsur material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur,
fotografi, slide, film audio, audio tape, fasilitas dan perlengkapan terdiri
atas ruangan kelas, perlengkapan, audio visual, komputer. Produser meliputi
jadwal, metode penyampaian informasi, praktek, belajar, evaluasi / ujian dan
sebagianya. Dalam kegiatan pembelajaran ada dua kegiatan yang terjadi, yaitu
guru mengajar dan peserta didik belajar. Jadi ada dua peristiwa atau proses
menjadi satu, yaitu proses belajar mengajar untuk selanjutnya dipakai
pembelajaran.
C. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Istilah media sering dipakai dalam dunia komunikasi yang disebut
dengan media komunikasi. Media komunikasi inilah di era kekinian dimanfaatkan
dalam dunia pendidikan untuk menunjang jalanya proses belajar mengajar. Danim
(2000 : 2) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kegiatan
pendidikan, teknologi pendidikan serta media pendidikan perlu dalam rangka
kegiatan belajar mengajar. Karena dengan pendekatan ilmiah, sistematis dan
rasional, sebagaimana dituntut oleh teknologi pendidikan ini pulalah, tujuan
pendidikan yang efektif dan efisien akan tercapai.
Pada dasarnya proses
belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara pendidik dan peserta didik untuk melakukan
transfer pengetahuan (knowledge), maupun penanaman (internalisasi) nilai-nilai
(values). Maka pendidik di sini disebut sebagai mediator yang menyampaikan
informasi-informasi tentang pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didik,
atau juga dalam rangka menanamkan nilai-nilai luhur suatu ajaran, baik yang
bersumber pada budaya bangsa, masyarakat, atau kelompok agama tertentu.
Adapun definisi media menurut para ahli adalah sebagai berikut:
(1) AECT (Asociation Of Education And Communication Technologi) mendefinisikan
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
informasi. Sedangkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan
orang untuk menyampaikan pesan (Depdiknas, 2003 :10). Yang dimaksud sesuatu di
sini adalah apa saja yang memiliki guna sebagai perantara untuk menyampaikan
pesan entah itu berupa lisan atau alat peraga yang mengisyaratkan maksud
tertentu dan bisa dipahami oleh orang yang menerima pesan, atau dalam konteks
pembelajaran adalah peserta didik didik (pelajar), atau muta’allim dalam bahasa
arabnya. (2) Heinich dan kawan-kawan
memberi batasan tentang media sebagai perantara yang mengantar informasi
antara sumber dan penerima (Arsyad, 2004: 4).
Jadi televisi, radio, film, foto, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan cetakan dan sejenisnya adalah media yang disebut dengan
media komunikasi. Namun apabila media-media itu membawa pesan-pesan atau
informasi-informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut dengan media pembelajaran.
Bagaimana apabila media pembelajaran dihubungkan dengan media
pendidikan ?. Media pendidikan tentu saja media yang digunakan dalam proses dan
untuk mencapai tujuan pendidikan (Depdiknas, 2003 : 10). Pada hakekatnya media
pendidikan juga merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan juga
merupakan proses komunikasi. Apabila kita namdingakan dengan media
pembelajaran, maka media pendidikan sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian
pendidikan itu sendiri. Sedang media pembelajaran memiliki sifat yang lebih
khusus, maksudnya media pembelajaran merupakan bagian dari media pendidikan
yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah
dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidikan adalah media
pembelajaran, akan tetapi setiap media pembelajaran merupakan bagian dari media
pendidikan.
Sementara Gagne dan Briggs (Arsyad, 2004: 5) secara implisit
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku,
tape recorder, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai),
foto, gambar, grafik, bingkai, dan komputer. Dengan kata lain media adalah
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional
di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar.
Di lain pihak National Education Asociation memberikan definisi media sebagai
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya;
dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.
Dalam kegiatan belajar mengajar, pemakaian kata media pembelajaran
(wasaa’il at ta’limiyah) digantikan dengan istilah-istilah seperti alat
pendengar, bahan pengajaran (instrucsional material), komunikasi pendang dengar
(audio visual communication), pendidikan alat peraga pandang (visual education)
teknologi pendidikan (educational technology), alat peraga (wasaail
al-iidzochi) dan media penjelas (wasaail at taudhiichiyyah ) (Arsyad, 2004 :
6).
Berdasarkan uraian beberapa definisi tentang media di atas,
berikut dikemukakan karakteristik umum yamg melekat pada setiap definisi
tersebut.
a Media pendidikan
memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal dengan istilah hardware
(perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba
dengan pancaindera.
b Media pendidikan yang
memiliki pengertian nonfisik yang sering disebut dengan istilah software
(perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras
yang merupakan materi atau informasi-informasi yang hendak disampaikan kepada
peserta didik.
c Media pendidikan dapat
diklasifikasikan menjadi media visual, audio, dan audio-visual. Media visual
yaitu media yang memiliki bentuk, dapat dilihat, dan dapat diraba. Media audio
yaitu media yang hanya dapat di dengar saja. Adapun media audio visual adalah
media yng memiliki bentuk dapat dilihat,
dan diraba, serta dapat pula di dengar karena menyerupai makhluk hidup
yang mengeluarkan suara.
d Media pendidikan
memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik yang berada di dalam
maupun yang berada di luar kelas.
e Media pendidikan dalam
rangka komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
f Media pendidikan dapat
digunakan secara massal (misalnya : radio dan televisi), kelompok besar dan
kelompok kecil (misalnya, film, slide, video dan OHP), atau perorangan
(misalnya modul, komputer, radio, dan
tape recorder).
g Sikap, perbuatan,
organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu
ilmu.
Berbeda denga para ahli yang telah tersebut dalam beberapa
paragraf terdahulu. Slameto (2003 :67) menyebut media pembelajaran dengan alat
pelajaran. Alat pelajaran erat hubunganya dengan cara belajar peserta didik,
karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula
oleh peserta didik untuk menerima bahan yang diajarkan oleh guru tersebut. Alat
pelajaran yang tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik. Jika peserta didik mudah menerima pelajaran dan
menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.
Realita saat ini dengan banyaknya tuntutan yang masuk sekolah,
maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar peserta didik dalam
jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau
media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang memiliki media dalam jumlah
maupun kualitasnya, sehingga terkadang proses belajar mengajar dilaksanakan
secara alakadarnya, dan bisa dipastikan hasilnya juga jauh dari kondisi ideal,
yakni output pendidikan yang berkualitas tinggi.
D.
CIRI-CIRI MEDIA
PEMBELAJARAN
Gerald dan Ely (Arsyad, 2004 : 12) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dalam pembelajaran, yang dapat dilakukan media dalam membantu seorang guru menjelaskan atau menerangkan sebuah materi pelajaran. Ciri-ciri tersebut adalah :
a. Ciri Fiksatif (fixatife
property)
Ciri ini mendiskripsikan kemampuan media untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu peristiwa
atau obyek dapat diurut dan disusun secara sistematis dan kronologis melaui
media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film.
Suatu obyek yang telah diambil gambarnya
(direkam) dengan menggunakan kamera atau video kamera dapat direproduksi
(dibuat ulang) dengan mudah kapan saja dibutuhkan. Dengan ciri fiksatif ini,
media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau obyek yang terjadi pada suatu
waktu tertentu dapat ditransportasikan tanpa mengenal waktu, karena telah
diabadikan melalui rekaman.
Ciri-ciri yang sangat penting bagi guru adalah karena
kejadian-kejadian atau obyek yang telah direkam atau disimpan dengan format
media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadianaya hanya
sekali (dalam satu dekade atau satu
abad) dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan suatu pengajaran,
gerhana matahari, atau gunung meletus misalnya. Prosedur laboratorium yang
rumit dapat direkam dan diatur untuk
kemudian direproduksi kembali ketika dibutuhkan untuk kepentingan
pengajaran. Begitu pula kegiatan peserta
didik dapat diabadikan dan direkam untuk kemudian dilakukan proses evaluasi
baik oleh peserta didik sendiri secara perorangan maupun secara kelompok.
b. Ciri Manipulatif
(manipulatif property)
Merubah suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media
memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan kembali kepada peserta didik dalam waktu yang singkat dengan teknik
pengambilan gambar. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian
menjadi kupu-kupu (metamorfosis kupu-kupu)
dapat dipercepat dengan tehnik rekaman fotografi. Disamping dapat dipercepat suatu kejadian,
suatu kejadian dapat juga diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil sustu
rekaman video, dengan memanfaatkan fasilitas yang ada pada video. Misalnya reaksi
kimia atau untuk mengetahui kebenaran terjadinya pelanggaran dalam suatu
permainan sepak bola dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari
media. Demikian pula suatu aksi atau suatu gerakan dapat direkam dengan foto
kamera agar bisa diamati atau sekedar dilihat saja.
Pada rekaman gambar hidup seperti film kejadian dapat diputar
mundur. Media (rekaman video atau audio) dapat diedit sehingga guru hanya
menampilkan bagian-bagian inti atau bagian utama dari keterangan atau kejadian
yang sedang dijelaskan oleh guru kepada peserta didiknya, sedangkan
bagian-bagian yang tidak begitu diperlukan dapat dipotong atau dilewati dengan
menggunakan fasilitas yang ada pada media yang merupakan hasil dari tekhnologi
mutakhir.
Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan keseriusan dan
kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan
dalam memanipulasi isi yang ada pada media, semisal jika terjadi
kesalahan pemotongan suatu kejadian dalam rekaman video bisa jadi akan
menimbulkan salah penafsiran bagi peserta didik yang sedang mendapat tugas
untuk melakukan pengamatan terhadap isi dari rekaman video tersebut.
Memanipulasi atau merubah suatu kejadian atau obyek tertentu
dengan memanfaatkan atau dengan cara mengedit hasil rekaman dapat menghemat
waktu. Semisal proses penanaman gandum hingga masa panen tiba, kemudian gandum
diolah menjadi tepung sebagai bahan baku untuk membuat roti dapat disajikan
secara singkat dalam suatu rekaman. Sehingga memiliki nilai efisiensi yang
tinggi dan tentunya juga sangat efektif, karena mengamati suatu hal yang nampak
tentunya tidak sesulit mengamati hal abstrak.
c. Ciri Distributif
(distributif property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau suatu
informasi untuk ditransformasikan melalui ruangan dan secara bersamaan
disajikan kepada peserta didik. Dewasa ini distribusi media tidak terbatas pada satu kelas saja,
atau dalam satu lingkup sekolah saja, akan tetapi media pembelajaran seperti
kaset rekaman, video, atau disket komputer bisa didistribusikan kemana saja
sesuai dengan kebutuhan. Karena media seperti itu merupakan media praktis
dengan bobot ringan dan ukurannya juga tidak besar, sehingga ada kemudahan
untuk mendistribusikannya ke daerah terpencil sekalipun, tinggal ada atau tidak
peralatan pendukung yang digunakan untuk mengoperasikan media tersebut.
Sebuah informasi atau suatu kejadian yang direkam dalam suatu waktu, bisa
diproduksi ulang beberapa kali dan siap untuk digunakan secara bersamaan
meskipun dalam tempat yang terpisah. Semisal proses perubahan katak mulai dari
telur katak, kemudian berubah menjadi kecebong, dan akhirnya menjadi katak
dewasa dapat direkam melalui handycam. Kemudian proses metamorfosa katak yang
telah terekam melalui handycam ini dapat digandakan dan disebarluaskan ke
seluruh pelosok sekolah yang ada di Indonsia misalnya untuk dijadikan sebagai
media yang mempermudah seorang pendidik untuk menyampaikan pengetahuan tentang
metamorfosa katak ini kepada para peserta didiknya. Dan informasi yang telah
terekam ini juga tidak rusak hanya dalam sekali waktu pemakaian saja kecuali
terjadi kerusakan tertentu yang disebabkan oleh hal-hal nonteknis, sehingga
ketika diputar ulang dalam waktu dan ruang yang berbeda isinya akan tetap
sama
E. MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN
Seperti telah diuraikan pada pembahasan terdahulu bahwa media pembelajaran merupakan pesan, orang, dan peralatan. Seiring berkembangnya teknologi yang merupakan hasil kreatifitas manusia masa kini, maka media pembelajaran masa kini juga berkembang begitu pesatnya, bahkan media pembelajaran masa kini sudah banyak yang menggunakan teknologi dalam pengoperasianya selain media itu sendiri juga merupakan produk yang dihasilkan oleh teknologi.
Media pembelajaran modern antara lain radio, televisi, tape
recorder, komputer, internet, OHP, proyektor dan lain-lain. Semua media
pembelajaran tersebut merupakan hasil pemikiran manusia yang diwujudkan dalam
dunia nyata. Namun sayangnya meskipun media pembelajaran berbasis teknologi
telah berkembang begitu pesatnya, akan tetapi tidak banyak guru atau pendidik
yang memiliki kecakapan untuk mengoperasikan media tersebut meskipun mereka
telah mengenalnya. Apapun kendalanya, baik karena tidak bisa mengaktifkan media
tersebut atau kendala pendanaan. Meskipun bisa mengoperasikan akan tetapi
karena sekolah atau guru pribadi tidak memilikinya, sehingga tidak bisa
diperagakan di hadapan peserta didiknya.
Namun tentunya usaha-usaha untuk mewujudkan media pembelajaran
berbasis teknologi perlu mendapatkan perhatian serius oleh para penyelenggara
pendidikan, karena efektifitas dan efisiensi media tersebut dalam menunjang
proses belajar mengajar tidak bisa dinafikan.
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk mengklasifikasikan media
pembelajaran. Misalnya mengidentifikasi media pembelajaran berdasarkan tiga
unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Berdasarkan tiga unsur pokok
tersebut Bretz (Rahadi, 2003 :21) mengklasifikasikan media ke dalam tujuh
kelompok, yaitu : media audio, media cetak, media visual diam, media visual
gerak, media audio semi gerak, media semi gerak, media audio visual diam, media
audio visual gerak.
Anderson (Rahadi, 2003 :21) mengelompokkan media menjadi 10
golongan sebagai berikut :
No.
|
Golongan Media
|
Contoh dalam Pembelajaran
|
1.
|
Audio
|
Kaset tape recorder, cd audio,
siaran radio, dan telepon atau telewicara.
|
2.
|
Cetak
|
Buku pelajaran, modul, brosur,
leaflet, gambar, dan makalah.
|
3.
|
Audio-cetak
|
Kaset audio yang dilengkapi ahan
tertulis
|
4.
|
Proyeksi visual diam
|
Overhead Tranparansi (OHT) dan
film bingkai (slide)
|
5.
|
Proyeksi audio visual diam
|
Film bingkai (slide) bersuara
|
6.
|
Visual gerak
|
Film bisu
|
7.
|
Audio visual gerak
|
Film gerak bersuara, VCD, dan
televisi
|
8.
|
Obyek fisik
|
Benda nyata, model, spesimen
|
9.
|
Manusia dan lingkungan
|
Guru, Budayawan, Ekonom,
Pustakawan, laboratorium, kebun binatang, cagar alam, sungai, hutan, sawah,
dan lautan
|
10.
|
Komputer
|
CAI (pembelajaran berbantuan
komputer) dan CBI (pembelajaran berbasis komputer)
|
Klasifikasi berbagai macam media berdasarkan perkembangan
teknologi menurut Seel dan Glasgow (Arsyad, 2004 : 33) dibagi ke dalam dua
kategori luas yaitu : pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi
mutakhir :
a. Pilihan Media Tradisional
:
1) Visual diam yang
diproyeksikan seperti : proyeksi opaque (tidak tembus pandang), proyeksi
overhead, slides, filmstrips.
2) Visual yang tidak
diproyeksikan seperti : gambar dan poster, foto, charts, grafik, diagram,
pameran, papn info, papan-bulu.
3) Audio seperti rekaman
piringan, pita kaset, reel, catridge.
4) Penyajian multimedia,
slide plus suara (tape), multi-image.
5) Visual dinamis yang
diproyeksikan seperti film, televisi, video.
6) Cetak seperti buku
teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah berkala, lembaran lepas
(hand out), koran.
7) Permainan seperti
teka-teki, simulasi, permainan papan.
8) Realita seperti model,
specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka)
b. Pilihan Media
Teknologi Mutakhir
1) Media berbasis
telekomunikasi seperti telekonferen dan kuliah jarak jauh.
2) Media berbasis
mikroposesor seperti computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem
tutor inteligen, interaktif, hypermedia, compact (video) disc.
Dari beberapa pengelompokan media tersebut dapat kita ketahui
bahwa belum ada media yang mencakup segala aspek, terlebih bagi media yang
dimanfaatkan untuk memudahkan penyampaian pesan atau informasi pengetahuan dari
pendidik kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar atau sering disebut
dengan media pembelajaran. Media pembelajaran yang ada dibuat dan disajikan
atas dasar kepentingan-kepentingan tertentu.
Alangkah baiknya bagi seorang
pendidik atau seorang guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan
teknologi terlebih yang berkaitan dengan media pembelajaran. Akan menjadi
lelucon nantinya apabila seorang guru tidak lebih mengenal perkembangan
teknologi informasi yang sering dimanfaatkan untuk media pembelajaran dibanding
peserta didik-peserta didiknya. Bahkan secara psikologis juga bisa berdampak
pada jatuhnya wibawa seorang guru dihadapan peserta didik karena peserta didik
merasa bahwa dirinya lebih maju dari gurunya ketika mengetahui kenyataan
gurunya gaptek (gagap teknologi) sehingga peserta didik memiliki kemungkinan
untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak daripada gurunya mengenai suatu
pengetahuan tertentu.
F.
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Untuk
menggunakan media, seharusnya dilakukan perencanaan yang sistematik. Perlu
diingat pula bahwa media pembelajaran digunakan bila media itu mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan.
Langkah-langkah penting dalam
penggunaan media yaitu sebagai berikut.
a) Persiapan sebelum menggunakan media
a) Persiapan sebelum menggunakan media
Langkah awal penggunaannya adalah
membuat persiapan sebaik-baiknya, yang dilakukan dengan cara berikut ini.
(1) Mempelajari petunjuk penggunaan media, terutama bila dibutuhkan perangkat keras seperti berbagai jenis pesawat proyektor (media elektronik). Periksalah voltase alat untuk disesuaikan dengan listrik setempat sebelum menghidupkan alat. Setelah itu, ikuti petunjuk-petunjuk khusus tiap alat. Di samping manual yang terdapat pada alat, mungkin masih diperlukan buku-buku khusus tentang penggunaan media.
(2) Semua peralatan yang akan digunakan perlu disiapkan sebelumnya, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak akan terganggu oleh hal-hal yang bersifat teknis.
(3) Perhatikan pengaturan ruang dan jumlah siswa, bila media akan digunakan secara kelompok, penempatan media diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan semua siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
(1) Mempelajari petunjuk penggunaan media, terutama bila dibutuhkan perangkat keras seperti berbagai jenis pesawat proyektor (media elektronik). Periksalah voltase alat untuk disesuaikan dengan listrik setempat sebelum menghidupkan alat. Setelah itu, ikuti petunjuk-petunjuk khusus tiap alat. Di samping manual yang terdapat pada alat, mungkin masih diperlukan buku-buku khusus tentang penggunaan media.
(2) Semua peralatan yang akan digunakan perlu disiapkan sebelumnya, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak akan terganggu oleh hal-hal yang bersifat teknis.
(3) Perhatikan pengaturan ruang dan jumlah siswa, bila media akan digunakan secara kelompok, penempatan media diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan semua siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
b) Pelaksanaan penggunaan media
Pada saat kegiatan belajar dengan menggunakan media berlangsung, hendaknya dijaga agar suasana tetap tenang. Keadaan tenang tidak berarti siswa harus duduk diam dan pasif, yang penting perhatian siswa tetap terjaga.
Bila hendak menggunakan pesawat proyektor yang memerlukan kegelapan ruang, usahakan agar siswa masih dapat menulis, sehingga masih mungkin membuat catatan yang perlu. Jika dalam proses pembelajaran guru masih perlu menambahkan penjelasan yang harus ditulis dipapan tulis atau transparsi, maka usahakan agar pembelajaran tidak terhalang oleh posisi berdiri guru. Di samping itu, guru jangan sampai terlampau lama membelakangi pelajar, sehingga kelas kacau karena perhatian guru berkurang. Jika media akan digunakan secara berkelompok, maka usahakan setiap kelompok secara bergiliran dipantau. Dengan demikian, guru dapat membantu siswa bila mendapat kesulitan. Selain itu, dapat terjaga ketertiban kelas (antar kelompok tidak saling terganggu). Selama sajian media berlangsung, dapat diselingi dengan pertanyaan, meminta siswa melakukan sesuatu misalnya menunjukkan gambar, mengerjakan soal, atau merumuskan sesuatu.
Pada saat kegiatan belajar dengan menggunakan media berlangsung, hendaknya dijaga agar suasana tetap tenang. Keadaan tenang tidak berarti siswa harus duduk diam dan pasif, yang penting perhatian siswa tetap terjaga.
Bila hendak menggunakan pesawat proyektor yang memerlukan kegelapan ruang, usahakan agar siswa masih dapat menulis, sehingga masih mungkin membuat catatan yang perlu. Jika dalam proses pembelajaran guru masih perlu menambahkan penjelasan yang harus ditulis dipapan tulis atau transparsi, maka usahakan agar pembelajaran tidak terhalang oleh posisi berdiri guru. Di samping itu, guru jangan sampai terlampau lama membelakangi pelajar, sehingga kelas kacau karena perhatian guru berkurang. Jika media akan digunakan secara berkelompok, maka usahakan setiap kelompok secara bergiliran dipantau. Dengan demikian, guru dapat membantu siswa bila mendapat kesulitan. Selain itu, dapat terjaga ketertiban kelas (antar kelompok tidak saling terganggu). Selama sajian media berlangsung, dapat diselingi dengan pertanyaan, meminta siswa melakukan sesuatu misalnya menunjukkan gambar, mengerjakan soal, atau merumuskan sesuatu.
c) Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap penyajian apakah tujuan pembelajaran telah tercapai, selain untuk memantapkan pamahaman materi yang disampaiakan melalui media. Untuk itu perlu disediakan
tes yang harus dikerjakan oleh pebelajar sebagai umpan balik. Apabila ternyata tujuan belum tercapai, guru perlu mengulangi sajian program media tersebut.
Tahap ini merupakan tahap penyajian apakah tujuan pembelajaran telah tercapai, selain untuk memantapkan pamahaman materi yang disampaiakan melalui media. Untuk itu perlu disediakan
tes yang harus dikerjakan oleh pebelajar sebagai umpan balik. Apabila ternyata tujuan belum tercapai, guru perlu mengulangi sajian program media tersebut.
d) Tindak lanjut
Dari umpan balik yang diperoleh, guru dapat meminta siswa untuk memperdalam sajian dengan berbagai cara, misalnya diskusi tentang hasil tes, mempelajari referensi, membuat rangkuman, melakukan suatu percobaan, observasi, dan sebagainya.
Dari umpan balik yang diperoleh, guru dapat meminta siswa untuk memperdalam sajian dengan berbagai cara, misalnya diskusi tentang hasil tes, mempelajari referensi, membuat rangkuman, melakukan suatu percobaan, observasi, dan sebagainya.
G.
TUJUAN MEDIA
PEMBELAJARAN
Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam
kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan. Menurut Achsin (1986:17-18)
menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah [Akhmad Sudrajat,
2008]:
a.
Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan
dengan tepat guna dan berdaya guna,
b.
Untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi materi kepada
anak didik.
c.
Untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta memahami
materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik.
d.
Untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan
mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik.
e.
Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang
satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh
guru/pendidik.
H. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi
keberadaannya, karena dengan adanya media pembelajaran dapat memudahkan guru
dalam proses pembelajaran yakni menyampaikan pesan-pesan atau meteri-materi
pembelajaran kepada siswanya. Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat
kesukaran yang berfariasi. Peda satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak
memerlikan media pembelajaran, tetapi disisi lain ada bahan pembelajaran yang
memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat
kesukaran tinggi tentu akan sukar dipahami oleh siswanya, apalagi oleh siswa
yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran
lebih efektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media
pembelajaran adalah [Ardiani Mustikasari, 2008] :
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang
berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan
informasi diantara siswa dimanapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan
menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar,
gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru
untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak
membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara
aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai
secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus
menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian
menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi
belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari
guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan
kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media
pemahaman siswa akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di
mana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun
dan kapanpun tanpa tergantung kepada seorang guru.Perlu kita sadari waktu
belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar
lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap
materi dan proses belajar
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga
mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri
sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan
produktif
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak
mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya,
seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi
belajar, dan lain-lain.
KESIMPULAN
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Sedangkan
pembelajaran adalah usaha guru untuk menjadikan siswa melakukan kegiatan
belajar. Dengan demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya dapat
menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar.
Manfaat media pembelajaran tersebut adalah: penyampaian
materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas
dan menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam
waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan
proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap
positif siswa terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru ke
arah yang lebih positif dan produktif. Jika guru memanfaatkan berbagai media
pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru
akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab
menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru
lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam
Kegiatan Belajar mengajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar