JENDELA yang TERKUNCI
Dalam dingin, aku berharap panas menyelimuti diri
Aku manusia biasa yang tidak pernah puas dengan semua ini
Bila jantung ku diam
Aku berhitung, seberapa jauh lagi hitungan mundur debaran
dalam dada ini
Air mata tidak terhenti
Aku tak kuasa membendungnya lagi
Kamu
Ya, kamulah orang nya
Yang membuat ku jatuh dalam lubang itu
Kamu lah yang menjatuhkan aku
Lalu aku khawatir
kamu tinggalkan
begitu saja
Aku membuka pintu kecil
Tapi semua orang tidak menyadari kehadiranku
Kemudian mundur kedalam ruang dengan jendela yang terkunci
Dan hanya Tuhanlah curahan belas kasihan yang sesungguhnya
Dan hanya Tuhanlah curahan belas kasihan yang sesungguhnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar