Kulirik jam sudah jam 2 pagi. Sedikit kepayahan aku mencoba
mengumpulkan kesadaran. Kupikir cukup untuk memejam ulang mataku agar
benar-benar bangun. Kebiasaanku terus begitu, tidak terus langsung bangun. Kali
ini saat melihat jam kedua kalinya sudah jam 3 pagi. Kali ini sudah benar-benar
bangun, aku membuka mata tanpa keberatan. Pikiranku langsung tertuju untuk
mensucikan diri.
Setelah mengerjakan shalat, kupersiapkan segala sesuatu
untuk pulang. Aku harus pulang pagi-pagi sekali ini penting. Ada rihlah ke
harau bersama forsis. Aku ingin mengendarai motorku kesana. Jadi dari
bukittinggi aku tidak bareng naik bus yang sama dengan teman-teman.
Kupersiapkan baju-baju ku untuk ku bawa kerumah, karena lemari pakaianku cukup
penuh untuk pakaian yang sama sekali jarang aku pakai. ku kemas dalam satu
plastic putih besar. Cukup berat mengangkatnya, karena ada barang-barang
seperti tas, hadiah kado ulang tahun dari teman sekamarku berupa sepasang mug,
dan baju baju yang ku kira akan ku taruh untuk dipakai dirumah saja.
Lalu aku ingat, ada kado yang perlu aku persiapkan dalam
acara forsis. Katanya cukup dibungkus kertas Koran saja. Ku bungkus rapi dan
nanti siap aku serahkan pada panitia untuk ditukarkan, kan acara tukar kado. Ku
lihat sekeliling pekerjaan apa saja yang aku harus selesaikan, menyapu kamarku,
mencuci alat pemasak nasiku, mencuci tempat minumku, merapikan tempat tidurku,
mencuci baju, menguras bak mandi dan melipat pakaian yang kemarin aku tumpuk
setelah aku cuci.
Setelah semua 50% selesai, aku rebahkan tubuhku sejenak
sebentar untuk jeda. Setiap akan ngantuk aku mencoba jalan-jalan bolak balik
meminggirkan barang-barang yang aku akan bawa pulang nanti. Selanjutnya tinggal
menguras bak mandi sekalian mandi dan mencuci baju juga yang terpenting shalat
subuh.
Jan setengah 7 lewat
5 menit sekarang, aku pamit dengan pemilik rumah. Langsung mengangkat 3 barang,
tas ranselku, sekantung plastic besar barang yang tadi aku persiapkan untuk
dirumah, dan yang terakhir sekantung kecil sampah. Setelah salaman dengan ibuk,
langsung aku keluar sambil berjalan terburu-buru untuk menuju ke jalan raya,
tujuanku ke jambu air untuk naik bus. Cukup jauh juga memang sambil mengangkat
barang-barang ku. Setelah kejalan kutunggu angkot tidak juga lewat-lewat. Aih
aku lupa, sekarang kan minggu, jalan bebas asap kendaraan sekitaran lapangan
kantin dan pusat kota bukittinggi, aku harus berjalan lebih jauh lagi kearah birugo. Ku buang sampahku sebelumnya
sebelum ke jalan raya, bebanku hanya satu ditangan dan satu di punggung yaitu
kantung plasti besar dan ranselku.
Semua barang lengkap dan tak ada satu luput setelah dijambu
air. Kulihat jam sudah 7.15. aku menunggu bus cukup lama. Dapatnya juga yang
sangat sempit dan sesak. Aku duduk sebelah ibu dan seorang wanita muda. Tapi setelah
sampai di aur, wanita muda tadi turun. Sebelah kanan ku kosong, tidak ada yang
mengisi. Beberapa orang agak segan dekatku, Alhamdulillah dalam hati
kupanjatkan. Tapi tiba-tiba laki muda duduk disampingku. Hedeh aku gak mungkin
kesal. Kupeluk barang-barangku, keduanya kupangku. Ku pindahkan ransel di atas
dan plastic dibawah. Ku lihat bb ku masih ada.
Saat mau turun semua barang membuat aku kesulitan untuk
keluar. Karena ransel diatas ku lihat depan tempat duduk sudah kosong, ku taruh
ransel ku disana sementara aku mengangkat kantung plastikku. Agaknya laki-laki
tadi baik, ia memegang ranselku sementara aku mengangkat kantung plastik ku
keluar. Saat aku sudah turun, aku harus minta jemput pada abangku. Dan aku
tidak punya pulsa, ku lihat ada conter yang buka. Saat aku mau mengisi pulsa ku
bb ku sudah tidak ada lagi. Aih laki-laki tadi ternyata tidak baik. Ia sudah
merogoh saku tasku dan mengambil bb ku. Mungkin saat aku memeriksa semua barang
tadi ia tau aku meletakkan bbku di kantung yang mana. Aku tau ia menahan tasku
dengan dua tangannya. Sambil memegang tas kecilnya. Tangan kirinya tepat di
saku ransel yang aku letakkan bbku.
semua rencana buyar, dan mata ku panas menahan tangis. Aku berkata dalam hati, jangan sampai aku menangis harus ikhlas. Semua benda didunia ini tak akan bisa dibawa kecuali amal. Allah pasti adil dan tidak akan diam. Aku berdo’a dan terus berharap orang itu berubah pikiran. Ini sudah ketiga kali nya aku kehilangan hp.
Untuk blackberry 29807ECB ku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar