orange ku

orange ku
AKU MENYUKAI WARNA ORANGE

Rabu, 13 November 2013

PANDANGAN JAUH ITU


Hujan tidak turun lagi. Kami masih berpayung. Saat memasuki gerbang belakangnya yang sempit, ku pelankan langkahku. Ku tautkan tongkat payung pada leherku dan ku arahkan pandangan ke sekitar café. Ada banyak pria yang nongkrong disana, melirik ke arah kami. Kemudian aku setengah menunduk sambil mengamati ruangan yang setengah terbuka. Ada beberapa meja dengan tempat duduk yang mengelilinginya sedang tidak ada siapa-siapa. Sepertinya sedang lengang,pikirku. Aku berencana memilih meja yang sedang kosong, saat melempar pandangan keluar duh ternyata pengunjung cafe lebih banyak mengisi meja di luar. Berteduh dengan payung di tengah meja, menarik sekali. Dan aku berubah pikiran, mengajaknya keluar kemeja yang berpayung. Udara agak lembab, hujan akan lebih banyak turun. Kami duduk, di meja yang paling ujung di luar. Dan pelayan café mendatangi meja yang kami tempati. Ia menyodorkan daftar menu dan memberikan secarik kertas dan pulpen.
Kemudian aku membaca daftar menu. Kami sama-sama diam. kemudian ia bertanya, “yang mana yang Nia mau?”.
Suara nya menghentikan mataku memandang ke daftar menu, “memang yang paling enak disini apa?” aku tanya balik.
Semua nya kelihatan enak menurutku, yah hitung-hitung lagi mengobati lelah selepas belanja tadi.
Akhirnya kami putuskan meminum susu dengan ice cream di atasnya. Aku yang rasa coklat. Memang coklat yang paling manis. Aku paling suka rasa coklat.
Dari awal kedatanganku tadi, aku sudah merasa kami di perhatikan, sepasang mata yang menyelinap pelan-pelan menatap kami dari kejauhan.
Meskipun aku memunggunginya, tapi aku bisa merasakan matanya yang memperhatikan itu. Dengan santai aku menoleh ke arahnya, matanya secara cepat berubah arah, padahal baru saja mataku menangkap tatapannya yang jauh itu. Berarti dugaanku tepat. Tak salah.
Aku cepat-cepat menyelesaikan minumanku. Rasanya memang tidak begitu menikmati.
Kami berfoto-foto sebentar. Tapi aku sudah merasa ingin pergi. Akhirnya kami pergi juga. Setelah membayar minuman kami. Ketika kami ke meja kasir. Aku pura-pura melihat jam sambil menoleh padanya. Saat mataku mengarah ke mejanya. Laki-laki itu segera membuang muka. Aduh, apa urusannya dengan kami, apa dia mengenali salah satu dari kami, aku bertanya-tanya dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar